Kamis, 2 Mei 2024

Hilangnya Rasa Saling Percaya Picu Terjadinya Kekerasan

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Mgr Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta. Foto: Jose suarasurabaya.net

Maraknya aksi kekerasan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, menandakan hilangnya rasa saling percaya.

Jiwa sebagian masyarakat sipil juga sedang “sakit” karena tidak bisa memenuhi tuntutan kebutuhan dasar dalam kehidupan bersama. Pandangan ini disampaikan Mgr Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, Kamis (5/5/2016).

Uskup yang merangkap Ketua Presedium Konferensi Wali Gereja indonesia (KWI) mengambil contoh sederhana yaitu masalah lalu lintas.

Semua orang percaya lampu merah tanda berhenti. Praktiknya banyak kendaraan yang terus melaju ketika lampu merah menyala.

“Ada verboden atau rambu larangan masuk, tapi oleh penggunana jalan dicuekin, dengan alasan karena tidak ada polisi. Akibatnya rambu-rambu pengatur lalu lintaspun ditabrak tanpa merasa bersalah,” katanya.

Dibalik hilangnya rasa saling percaya itu, uskup agung curiga ada penyakit sosial yang oleh para ahli disebut komunalisme.

Meskipun ini menjadi pekerjaan sosiolog, tapi uskup mencoba memahimya dengan cara sederhana. Masyarakat yang terjangkit penyakit komunalisme, berpikirnya sakit.

“Orang yang tidak masuk kelompoknya dianggap musuh atau saingannya. Tidak lagi berpikir baik buruk, benar salah. Tapi yang dipikirkan adalah menang atau kalah. Ini awal dari pemicu kekerasan,” kata uskup agung.

Oleh karena itu, bertepatan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih yang diperingati umat kristiani seluruh dunia, uskup agung mengajak seluruh lapisan masyarakat mencegah kekerasan dengan kekuatan iman dan kasih.(jos/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
27o
Kurs