Minggu, 19 Mei 2024

Prof Eric Maskin Nyatakan Pasar Global Tak Mampu Mengatasi Ketimpangan

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Prof Eric Stark Maskin dalam konferensi pers sebelum acara Asean Briges- Dialogis Toward a Culture Peace yang ke-6 dimulai di Ruang Auditorium PF lantai 6 Universitas Surabaya, Minggu (15/1/2017). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Prof Eric Stark Maskin penerima Nobel di bidang ekonomi tahun 2007 mengatakan, persaingan tenaga kerja di pasar global semakin memperuncing ketimpangan sosial dan ekonomi. Ini merupakan salah satu tantangan mengapa pasar global gagal dalam mengurangi ketimpangan.

“Sekarang tenaga kerja Indonesia maupun China bisa kerja di perusahaan international. Tapi, perusahaan internasional dalam pasar global itu tidak mau mempekerjakan tenaga kerja yang tidak punya skill atau keahlian. Mereka hanya tertarik kepada orang-orang yang mampu menawarkan skill mumpuni,” ujar Eric Maskin dalam konferensi pers sebelum acara Asean Briges- Dialogis Toward a Culture Peace yang ke-6 dimulai di Ruang Auditorium PF lantai 6 Universitas Surabaya, Minggu (15/1/2017).

Eric Maskin mengatakan, dalam pasar global orang-orang yang punya skill akan meninggalkan orang-orang yang tidak punya skill. Ketimpangan dalam pasar global ini harus bisa diatasi dengan menyediakan lapangan kerja dan pendidikan bagi yang belum memiliki skill mumpuni.

Sekadar diketahui, Universitas Surabaya menjadi tuan rumah Asean Briges- Dialogis Toward a Culture Peace yang ke-6. Prof Eric Stark Maskin akan menyampaikan pandangannya tentang mengapa pasar global gagal dalam mengurangi ketimpangan.

Prof Eric Maskin dipilih Ubaya karena ia mempunyai kepedulian khusus terhadap masalah ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan sosial.

Dalam event Asean Briges- Dialogis Toward a Culture Peace yang ke 6 ini, pidato Prof Eric Stark Maskin juga dihadiri para pejabat pemerintah provinsi, kota dan konsulat jenderal Amerika Serikat dan Australia. (bid/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Minggu, 19 Mei 2024
27o
Kurs