Minggu, 19 Mei 2024

Kasus Prostitusi Berkedok Panti Pijat, Modusnya Dapat SMS Tawaran Kerja

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Polisi menunjukkan barang bukti dan pasangan suami istri yang mempekerjakan para perempuan sebagai tukang pijat, dengan layanan tambahan yang bersifat prostitusi (pijat plus-plus). Foto: Anggi suarasurabaya.net

Kasus perdagangan orang berkedok tawaran pekerjaan terjadi di Kota Surabaya. Kali ini, polisi menangkap sepasang suami istri berinisial YS (34) dan FT (35) warga Lebak Jaya Tengah, Surabaya.

Mereka berdua terbukti memperkerjakan dua orang perempuan sebagai tukang pijat plus-plus di rumahnya. Dari dua korban itu, satu di antaranya diketahui masih berusia 17 tahun.

AKP Ruth Yeni Kanit PPA Polrestabes Surabaya mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, kedua korban itu berasal dari luar Surabaya. Mereka mengaku sempat menerima sebuah pesan singkat (SMS) dari nomor yang tidak dikenal. Pesan itu berisi tentang tawaran pekerjaan di Surabaya.

“Korban berasal dari luar Surabaya. Lalu mendapatkan SMS tawaran pekerjaan dari orang tidak dikenal. Tidak jelas pekerjaannya apa. Tulisannya hanya pekerjaan saja,” kata Ruth, Senin (17/9/2018).

Menerima pesan singkat itu, korban pun merasa tertarik. Namun, korban sempat merasa bingung karena masalah biaya akomodasi. Dia pun membalas pesan tersebut, dengan alasan tidak ada ongkos untuk pergi ke Surabaya dan berasal dari keluarga yang tergolong kurang mampu.

Modus pelaku tidak berhenti disitu saja. Untuk meyakinkan korbannya, sang pengirim pesan bersedia mengirimkan sejumlah uang untuk korban agar bisa berangkat ke Surabaya. Korban pun menerimanya dan memutuskan untuk pergi ke Surabaya.

“Sesampainya di Surabaya, korban langsung diarahkan ke rumah pemilik panti pijat atau tersangka yang telah kami amankan. Lalu mereka bekerja awalnya sebagai pembantu dan ternyata jadi tukang pijat plus-plus,” kata dia.

Ruth menegaskan, bahwa pelaku yang mengirimkan pesan itu bukanlah tersangka saat ini telah diamankan. Ia menduga, adanya pelaku lainnya sebagai makelar, yang selama ini bertugas mendapatkan gadis-gadis desa seperti korban. Sampai saat ini, kasus tersebut masih terus dikembangkan.

“Keterangan dari tersangka dan korban, masih terus kami kembangkan,” singkatnya. (ang/iss/ipg)

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Minggu, 19 Mei 2024
26o
Kurs