Minggu, 28 April 2024

OPM Levelnya Lebih Tinggi Daripada Teroris

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri Ketua Umum PPAD (tengah) dalam jumpa pers di kantor PPAD, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (7/12/2018). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat menegaskan kalau Gerombolan Separatis Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (GSB-OPM) lebih berbahaya daripada teroris.

Menurut Kiki, Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini sudah melakukan pemberontakan dan terorganisasi secara militer. Mereka juga bertujuan ingin merdeka dan keluar dari NKRI.

“OPM ini lebih tinggi daripada terorisme. Ini sudah pemberontakan bersenjata. Jadi kalau teroris itu tidak terorganisasi secara militer seperti ini, dipersenjatai militer seperti ini. Paling satu atau dua senjata begitu, atau mereka biasanya menggunakan bom rakitan dan sebagainya. Jadi ini lebih tinggi daripada terorisme maka sudah pantas diselesaikan secara militer,” ujar Kiki dalam Jumpa Pers dengan Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) di kantor PPAD, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (7/12/2018).

Dia mencontohkan negara Inggris yang menangani pemberontakan bersenjata di Irlandia Utara.

“Disini militer yang dikedepankan, bukan Polisi. Jadi ini sudah lebih tinggi daripada terorisme,” tegas Kiki.

Dia juga menyebut kalau kasus penembakan di Kabupaten Nduga Papua yang menewaskan puluhan pekerja dan seorang anggota TNI ini, tidak bisa dikatakan yang melakukan adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Karena kalau kelompok kriminal itu yang diganggu terutama individu, berbeda dengan GSB-OPM.

“Kalau KKB hanya mengganggu kriminal secara individu, tapi ini kan sudah terorganisasi secara militer, sudah sering kali menyerang pos Polisi-TNI, bahkan masyarakat sipil juga sudah sangat sering, artinya bukan lagi ancaman perorangan tetapi ancaman terhadap keamanan negara. Kan karena jelas tujuannya, merdeka,” tegasnya.

Kata Kiki yang juga Ketua Umum PPAD ini, ancaman terhadap keamanan negara itu bukan kelompok kriminal, tetapi kelompok bersenjata dengan ancaman merdeka dan mengganggu kedaulatan negara.

Dia menyarankan kepada pemerintah agar dilakukan evaluasi menyeluruh dan komprehensif, termasuk di dalamnya intelijen.

“Karena disini kesannya, dari kejadian ini bahwa tidak ada keterpaduan. Tanggal1 Desember adalah hari ulang tahun OPM, masa intelijen tidak ada peringatan untuk waspada itu. Nah, inilah yang harus dievaluasi, termasuk intelijen,” pungkas Kiki. (faz/nin/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
27o
Kurs