Minggu, 19 Mei 2024

PSP UK Petra Tetap Aktif Jalankan Program Meski Libur

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Mahasiswa peserta PSP 2018, tetap aktif meski libur. Foto: Humas UK Petra Surabaya

Petra Summer Program yang digelar Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, sebuah program internasional yang mengajak pesertanya tetap aktif meski liburan.

Menggunakan pengantar bahasa Inggris, peserta PSP 2018 yang berjumlah 46 peserta ini terdiri dari 41 mahasiswa UK Petra, 1 mahasiswa Hong Kong Baptist University-Hong Kong dan 4 mahasiswa International Christian University-Jepang.

Para mahasiswa punya kesempatan memperluas dan menambah pengetahuan mengenai Indonesia, mulai dari industri pariwisata, komunikasi budaya, hingga industri kulinernya.

Tiga program yang ditawarkan dalam PSP 2018 kali ini yaitu: Indonesian Culinary Art (ICA) oleh Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra, Indonesian Tourism Campaign (ITC) oleh Program Studi Ilmu Komunikasi dan Manajemen Kepariwisataan UK Petra dan yang ketiga Special Program for Industrial Challenge and Exposure (SPICE) oleh Program Studi Teknik Industri UK Petra.

Pembelajaran para peserta kali ini dilaksanakan hingga ke Pulau Bali, sebab Bali sudah sangat internasional untuk fokus pariwisata dan berbagai sajian kuliner lokal maupun kelas internasionalnya.

“PSP merupakan international summer program selama tiga minggu mengisi liburan untuk meningkatkan kemampuan global, agar siap terjun di dunia kerja nyata dengan menyenangkan,” terang Yopi Yusuf Tanoto, S.T., M.T., Ketua Panitia PSP 2018.

Program PSP tahun ini dijadwalkan digelar mulai 9 Juli hingga 27 Juli 2018 dengan menggunakan berbagai lokasi, mulai dari kampus UK Petra, industri-industri di Surabaya hingga mengunjungi beberapa daerah di Indonesia seperti Bali.

Senin (23/7/2018) peserta program ICA di Lab F&B UK Petra diajak mengenal sekaligus memasak jenis makanan peranakan. Diantaranya Lontong Cap Gomeh, Cantik Manis, Apem hingga Kolak.

Peserta terlebih dahulu diajak membuat dan mencoba bumbu dasar Merah Putih hingga Kuning.

“Karena di Surabaya yang multi etnis, mereka belajar seni masakan Peranakan. Bumbu dan rempah-rempahnya sangat bervariasi bahkan teknik memasaknya pun berbeda dibanding di Barat,” kata Hanjaya Siaputra, S.E., MA., Koordinator ICA.

Sedangkan yang dilakukan para mahasiswa peserta program ITC, yang berjumlah 13 orang mahasiswa diajak mengunjungi desa wisata di Indonesia lalu proyek akhirnya membuat video kampanye wisata berdurasi kurang lebih 5 menit.

Selama tiga hari mulai 18 Juli hingga 20 Juli 2018, peserta berada di desa Pinge-Bali untuk mengumpulkan data. Kemudian selama tiga hari mulai tanggal 23 Juli sampai dengan 25 Juli 2018, peserta membuat proyek video.

“Kami memilih desa yang menerapkan Sustainability Tourism (Desa Wisata). Dibagi menjadi tiga kelompok dengan angle yang berbeda yaitu overview Desa Pinge, kegiatan sehari-hari masyarakat dan kepercayaan masyarakat disana,” papar Daniel Budiana, S.Sos., MA dan Yudianto Oentario, S.E., MM., Koordinator ITC.

Untuk peserta SPICE yang berjumlah 12 orang mahasiswa ini telah melakukan pengamatan ke perusahaan-perusahaan. Mereka diminta memberikan usulan perbaikan ke perusahaan.

Kegiatan ini mendukung strategi internasionalisasi di perguruan tinggi. Para mahasiswa dapat menambah pengalaman internasionalisasi meski dilakukan di dalam negeri dengan atau tanpa mahasiswa asing karena menggunakan standar internasional.(tok/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Minggu, 19 Mei 2024
33o
Kurs