Kamis, 2 Mei 2024

Surabaya Melawan, Ajak Trackers Kenang Pertempuran 10 November

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
flyer

Peringati Hari Pahlawan 10 November, Surabaya Herritage Track (SHT) menjadwalkan tur bertema kepahlawanan Surabaya Melawan yang mengajak trackers atau masyarakat menelusuri sejumlah lokasi yang dulu menjadi saksi peristiwa 10 November 1945.

Para peserta tur atau trackers juga diajak menelusuri beberapa kawasan Kota Surabaya yang dulu merupakan kawasan penting sebelum meletusnya peristiwa pertempuran 3 hari pada 28 Oktober sampai dengan 30 Oktober 1945.

Trackers kami ajak menikmati beberapa kawasan kota Surabaya yang dulu merupakan kawasan penting sebelum terjadinya pertempuran 10 November 1945 maupun saat terjadinya pertempuran 10 november 1945. Seperti kawasan Jembatan Merah dan sekitarnya,” terang Retno Dina Setyarini Humas SHT, Kamis (8/11/2018).

Bulan November membawa ingatan bangsa Indonesia dan Arek-arek Suroboyo kembali pada peristiwa pertempuran 10 November 1945. Semangat perlawanan Arek-arek Suroboyo ini menjadikan gejolak api revolusi yang merambat ke seluruh penjuru negeri.

Tetapi sejatinya ada peristiwa yang juga cukup besar sebelum terjadinya pertempuran 10 November 1945, dan itu tidak terelakkan karena juga melibatkan seluruh rakyat Surabaya.

Sejak berita proklamasi sampai ke telinga rakyat Surabaya, rasa bahagia tidak dapat terbendung dan pekik teriakan merdeka terdengar dimana-mana. Namun itu hanya sesaat karena bangsa Belanda melalui Tentara Sekutu berusaha untuk mengukuhkan kekuasaannya kembali.

Rakyat Surabaya menolak dengan tegas usaha tersebut sehingga terjadi konflik yang tak terelakan antara kedua pihak. Konflik kedua kubu ini memanas ketika bangsa Belanda mengibarkan Sang Tiga Warna di Hotel Yamato yang mengakibatkan rakyat Surabaya marah dan menyobek bendera tersebut menjadi merah putih.

Perseteruan antara rakyat Surabaya dan Tentara Sekutu memuncak ketika pucuk pimpinan Tentara Sekutu, Jendral Hawthorn mememrintahkan melucuti senjata rakyat Surabaya. Perlawanan itu kemudian meletus menjadi pertempuran 28 Oktober – 30 Oktober 1945 atau dikenal sebagai Petempuran 3 hari.

Pertempuran ini menewaskan Brigadir Mallaby yang kemudian membuat Tentara Sekutu marah dan mengeluarkan ultimatum untuk membumihanguskan Surabaya jika tidak menyerah.

Dan kemudian meletuslah Pertempuran 10 November 1945. Perlawanan Arek-arek Suroboyo melawan Tentara Sekutu tersebut bahkan dicatat dunia sebagai peristiwa pertempuran paling besar sepanjang sejarah.

Melalui program tematik tur Surabaya Heritage Track (SHT) Surabaya Melawan yang digelar 13 November sampai dengan 13 December 2018, trackers diajak menggali rangkaian peristiwa sebelum pecahnya pertempuran 10 November 1945 dengan mengunjungi tempat bersejarah.

Diantaranya gedung PT Pertamina EP Aset 4 dan SKK Migas Jabanusa yang dahulu merupakan kantor Bataafsche Petroleum Maatschappij serta area Taman Sejarah dan Jembatan Merah.

Tur tematik SHT diselenggarakan pada periode tertentu guna memperkenalkan sejarah kota Surabaya serta berbagai bangunan dan kawasan yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Tur SHT dapat dinikmati oleh wisatawan secara cuma-cuma. Melalui berbagai tur SHT, trackers tidak hanya dapat menikmati berbagai bangunan cagar budaya, namun juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.(tok/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
27o
Kurs