Jumat, 29 Maret 2024

10 Kecamatan di Surabaya jadi Role Model Pendampingan Penguatan Kampung Tangguh

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Irvan Widyanto Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 Surabaya yang juga Kepala BPB dan Linmas Surabaya. Foto: Istimewa

Sepuluh kecamatan di Kota Surabaya menjadi role model dalam upaya memaksimalkan fungsi dari Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dari akademisi, pakar, serta elemen masyarakat dalam rangka mendukung Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memutus mata rantai Covid-19.

Irvan Widyanto Kepala BPB dan Linmas Surabaya mengatakan, ada keinginan dan inisiatif dari beberapa elemen masyarakat, akademisi, pakar, dan diinisiasi juga oleh Polrestabes Surabaya dalam upaya memaksimalkan fungsi Kampung Tangguh.

“Kita coba dengan 10 kecamatan yang tadi kita undang itu. Diharapkan nanti dilakukan pendampingan di 10 kecamatan ini dan kemudian membuat sebuah konsep bagaimana caranya memutus mata rantai itu berupa pencegahan dan mitigasinya,” kata Irvan saat ditemui seusai acara yang berlangsung di Kantor Satpol PP Surabaya, Selasa (28/07/2020).

Irvan menyatakan, saat ini pihaknya bersama akademisi dan pakar sedang mematangkan konsep pendampingan yang akan diterapkan di Kampung Tangguh tersebut. Namun demikian, konsep yang diterapkan itu tak jauh dari upaya pencegahan, perlindungan dan mitigasi.

“Ini menjadi role model bagi 21 kecamatan yang lain nantinya,” ujar Irvan.

Irvan juga mencontohkan, selama ini para camat bersama tenaga kesehatan di Puskesmas diminta mendata ibu hamil hingga warga yang mempunyai penyakit komorbid. Sebab, di masa pandemi saat ini, orang-orang tersebut sangat rentan tertular oleh virus. Maka dari itu, Pemkot Surabaya melakukan pendataan agar dapat memberikan pendampingan lebih kepada mereka sebagai upaya melindungi dari Covid-19.

“Nanti semua (kecamatan), hanya saja awal ini pendampingan dilakukan di 10 kecamatan sehingga nanti menjadi role modelnya di kecamatan yang lain,” jelas Irvan.

Di tempat yang sama, Kombes Pol Jhonny Edison Isir Kapolrestabes Surabaya menyambut baik dan mendukung penuh rencana penguatan Kampung Tangguh melalui pendampingan yang dilakukan oleh akademisi, pakar dan elemen masyarakat. Menurutnya, hal ini sebagai upaya pencegahan dan melawan Covid-19 berbasis komunitas.

“Kami berkolaborasi dengan semua kawan-kawan termasuk jejaring relawan juga,” kata Kombes Pol Isir.

Rencananya 10 kecamatan dengan kasus tertinggi di Surabaya bakal dilakukan pendampingan untuk memaksimalkan fungsi Kampung Tangguh. Namun begitu, Kombes Pol Isir memastikan bahwa wilayah kecamatan lain tetap menjadi perhatian baginya. Apalagi, wilayah kelurahan yang sudah berstatus zona hijau itu jangan sampai ada kasus lagi.

“Jadi prioritas utama yang dia penyebarannya tinggi ada 10 kecamatan. Tapi ada juga wilayah-wilayah lain yang wilayah kelurahan sudah hijau itu kita jaga jangan sampai kemudian dia ada pasien yang ODP (Orang dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), bahkan positif Covid-19,” jelasnya.

Sementara itu, dr Santi Martini Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kota Surabaya, mengungkapkan, salah satu konsep yang akan diterapkan dalam rangka penguatan di Kampung Tangguh adalah pembentukan kader Covid-19. Hal ini sebetulnya sama ketika dahulu angka kematian penyakit TBC (Tuberculosis) serta ibu dan bayi tinggi, kemudian dibentuk kader kesehatan tersebut.

“Dari kegiatan pendamping Kampung Tangguh ini akan muncul. Kalau sekarang namanya relawan, kalau ke depannya ada kader Covid-19,” kata dr Santi sapaan lekatnya.

Meski demikian, dr Santi menilai, bahwa saat ini angka kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya tinggi. Namun, tingginya tren kesembuhan itu juga harus ditingkatkan dan dipertahankan. Oleh sebab itu, melalui pendampingan Kampung Tangguh nanti diharapkan upaya pencegahan Covid-19 di Surabaya semakin masif.

“Kalau lihat datanya (kesembuhan) bagus, sudah naik semua. Tingkat kesembuhannya hampir 50 persen semua. Rata-rata sekarang sudah meningkat tingkat kesembuhannya,” ujar Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat tren kesembuhan di Kota Surabaya terus meningkat. Salah satunya adalah kasus yang masuk ke rumah sakit saat ini bukan lagi kasus Covid-19 yang berat.

“Bisa juga karena kapasitas dari alat kesehatan dan tenaga kesehatan semakin membaik, sehingga banyak kasus-kasus yang menjadi selamat,” katanya. (bas/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs