Jumat, 26 April 2024

Di Tengah Pandemi, Paduan Suara Mahasiswa UK Petra Rebut Juara Pertama

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
ilustrasi

Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UK Petra menyabet juara 1 dalam ajang Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Mahasiswa Nasional XVI tahun 2020 yang digelar secara daring di Universitas Tarumanagara, Jakarta.

“Puji Tuhan akhirnya PSM UK Petra meraih juara, sebuah pencapaian yang Tuhan ijinkan terjadi. Awalnya saya tidak yakin menang sebab lomba virtual ini tidak dapat diprediksi kemudian persiapannya sangat mepet,” terang Aris Sudibyo, S.T.,, BCM., Ketua Apresiasi Musik Gerejawi (APMG) sekaligus pelatih PSM UK Petra.

Gelaran dua tahunan Pesparawi Mahasiswa Tingkat Nasional ini merupakan program Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kegiatan ini menjadi ajang kreativitas sportivitas dan solidaritas antarmahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Peserta kali ini berhasil menjaring 52 peserta universitas di seluruh Indonesia.

Mendapat nomer urut 25, PSM UK Petra membawakan lagu wajib Agnus Dei secara acapella dan lagu pilihan Suaramu Kudengar, Tenanglah Kini Hatiku dengan iringan piano.

Perhelatan secara daring Paduan Suara ini tak pernah sebelumnya terlintas. Karena terbiasa mendengarkan penampilan paduan suara dalam bentuk offline sebab dapat merasakan ekspresi dan menghayati lagu yang dinyanyikan.

“Ini sebuah tantangan yang cukup sulit, dengan rekaman kita tidak bisa merasakan jiwa ataupun ekspresi dari para penyanyinya,” papar Aris.

Tetapi hal ini tak menyurutkan langkah Aris membawa tim PSM UK Petra untuk tetap meraih kemenangan. Dibantu para Petranesian lainnya dalam melatih seperti Evelyn Marrelita, Ganda Charisma Kristi dan Onny Prihantono yang telah malang melintang dalam dunia musik di Indonesia dan internasional.

Mereka bersama-sama melatih PSM UK Petra secara daring dengan intens sejak bulan Agustus 2020.

Beranggotakan 28 orang akhirnya tim PSM UK Petra yang berada di sejumlah tempat di Batam, Bali, Bojonegoro, Surabaya dan di berbagai kota di Jawa Timur ini sebelumnya telah melalui proses audisi terlebih dahulu jauh sebelum masa pandemi berlangsung.

Awalnya peserta audisi mencapai 80 mahasiswa. Sempat latihan satu kali saja bertatap muka hanya untuk vokalisasi akan tetapi saat pandemi terpaksa berhenti. Hingga beberapa mahasiswa pulang kembali ke daerah masing-masing.

Dua bulan sebelum kompetisi dimulai, mereka kembali bertekad memulai latihan secara daring dari rumah masing-masing.

“Proses ini sungguh memakan waktu dan tenaga. Hanya dalam dua bulan, kita harus mampu menyanyikan dua lagu lengkap dengan proses rekamnya. Proses editing sungguh menyita waktu. Bahkan ada suara mahasiswa yang harus merekam kembali suaranya hingga 45 kali. Saya sempet putus asa, waktu semakin mepet tetapi masih banyak kendala. Saya akhirnya berdoa dan menyerahkan semuanya pada Tuhan,” kata Aris.

Para mahasiswa ini wajib melakukan rekaman di rumah masing-masing dengan alat sederhana, suara yang dihasilkan itu kemudian disatukan menjadi sebuah alunan musik paduan suara agar dapat didengarkan.

Rekaman video ini kemudian diserahkan pada panitia. Proses perekaman ini tidak boleh dilakukan di studio dengan peralatan yang canggih, tidak boleh dilakukan rekaman secara bersama-sama dan tidak boleh ada manipulasi.

Uniknya dalam perhelatan kali ini, untuk menilai kejujuran para peserta kompetisi ini menghadirkan juri forensik selain juri kehormatan dan juri artistik. Juri forensik bertugas untuk menilai kiriman video para peserta agar tidak diubah secara berlebihan. Misalnya seperti membuat suara menjadi blending dan lain-lain.

“Kami sangat menghargai semua usaha. Hasil yang dikirimkan sungguh luar biasa. Diluar ekspektasi. Mahasiswa Indonesia bisa melakukan hal yang luar biasa di tengah masa pandemi ini. Luar biasanya sebab festival ini dilakukan secara virtual, artinya lomba bernyayi tetapi dilaksanakan dari rumah,” ungkap Dr. AG. Sudibyo, M.Si., Ketua dewan juri kehormatan Pesparawi XVI tahun 2020 saat mengumumkan lomba melalui Youtube.

Terkait prestasi ini, Aris selanjutnya dijadwalkan akan melatih kembali kualitas vocal PSM UK Petra Surabaya agar bisa menjadi berkat bagi sesama.

“Saya menekankan penjiwaan, ekspresi dan intepretasi lagu agar orang yang mendengarpun dapat merasakan lagu,” pungkas Aris, Kamis (12/11/2020). (tok/ang)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs