Rabu, 24 April 2024

Lebih dari 16 Persen Masyarakat Jatim Menganggap Covid-19 Dilebih-lebihkan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ratno Sulistiyanto Direktur Eksekutif Indopol dalam penyampaian hasil survei di Surabaya, Senin (31/8/2020). Foto: Istimewa

Sebanyak 16,2 persen masyarakat Jawa Timur masih menganggap Pandemi Covid-19 dilebih-lebihkan oleh pemerintah dan WHO, dari hasil survei Indopol tentang Persepsi Publik atas Penanganan Covid-19 di Jatim.

Ratno Sulistiyanto Direktur Eksekutif Indopol mengatakan, Survei Persepsi Publik atas Penanganan Covid-19 Di Jatim: Evaluasi Kinerja, Implikasi Ekonomi, dan Politik ini dilakukan sejak 23 sampai 28 Juli 2020.

Sebanyak 1.000 responden laki-laki maupun perempuan dengan berbagai profesi berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah berpartisipasi dalam survei ini. Responden ditentukan secara random sistematis.

Survei yang dilakukan oleh Indopol ini menerapkan metode stratified random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,2 persen dan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (slovin).

“Hasilnya, ada 16,2 persen masyarakat Jatim yang menilai fenomena Covid-19 telah dilebih-lebihkan oleh pemerintah dan WHO,” ujar Ratno dalam penyampaian hasil survei di Surabaya, Senin (31/8/2020).

Sementara itu, sebanyak 58 persen responden yang mewakili masyarakat Jatim mengaku prihatin sekaligus waspada terhadap wabah ini. Sementara 17 persen lainnya menganggap Covid-19 menyebabkan kesengsaraan.

“Jumlah masyarakat yang menilai Covid-19 menjadi penyebab kesengsaraan dan dilebih-lebihkan ini cukup besar dan berimplikasi terhadap pola hidup mereka dalam menghadapi Covid-19,” ujar Ratno.

Meski demikian, sebanyak 75 persen masyarakat Jatim menilai penanganan pemerintah terhadap ODP, PDP, dan positif Covid-19 sudah cepat dan bagus. Ini berimplikasi kepada tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintah.

Sementara itu, sebanyak 68,2 persen masyarakat Jatim merasa puas dengan kinerja Pemprov Jatim dalam menangani Covid-19. Prosentase terbesar terdapat di Kota Probolinggo, Situbondo, Kota Mojokerto, Trenggalek, dan Madiun.

Indopol juga menemukan, tetap ada masyarakat yang merasa tidak puas terhadap kinerja Pemprov Jatim dalam menangani Covid-19. Tertinggi ada di Kota Batu, Kota Madiun, Ponorogo, Sidoarjo, dan Kota Pasuruan.

Soal kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam menangani Covid-19, Indopol mendapati sebanyak 74,5 persen masyarakat di Jatim merasa puas. Kepuasan terbesar ada di Kota Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Mojokerto, dan Kota Mojokerto.

Sementara ketidakpuasan tertinggi terdapat di Kota Batu, Kab. Malang, Kota Madiun, Kota Pasuruan, dan Kota Malang.

“Adapun kinerja pemerintah yang paling banyak dirasakan masyarakat dalam menangani Covid-19 dalam bentuk imbauan mematuhi protokol kesehatan. Jumlahnya mencapai 62,2 persen,” ujarnya.

Selain imbauan, ada sebanyak 16,1 persen masyarakat yang merasakan penanganan berupa pembagian masker, hanya 9,7 persen yang merasakan penyemprotan desinfektan, lalu ada 4,9 persen soala PSBB, dan hanya 0,3 persen yang merasakan pembagian hand sanitizer.(den/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs