Minggu, 28 April 2024

FKM Unair: Pengelolaan Limbah Popok Sekali Pakai di Surabaya Mengkhawatirkan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Pemaparan hasil penelitian perilaku pembuangan feces dan popok balita, yang dilakukan di Hotel Palm Park Surabaya, pada Selasa (13/9/2022). Foto: Risky suarasurabaya.net

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) memaparkan hasil penelitian perilaku pembuangan feses dan popok bayi di Surabaya.

Penelitian tersebut dilakukan sebagai upaya pengelolaan feses dan popok yang aman dan sehat, baik terhadap manusia maupun lingkungan.

Corie Indria Prasasti, Ketua Tim Peneliti dari Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unair mengatakan, masih banyak masyarakat yang membuang popok sekali pakai yang mengandung feses ke tempat sampah atau dibuang sembarangan.

Menurutnya, hal tersebut berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit pada manusia, karena banyaknya limbah popok bekas yang berserakan sekaligus sulit untuk terurai.

“Masyarakat juga perlu mengetahui tentang bahaya bahan kimia dalam diaper atau popok. Untuk itu, perlu adanya pengembangan strategi intervensi daur ulang diaper sebagai media tanam, dan penyediaan tempat pembuangan sampah khusus diaper,” ucapnya dalam pemaparan di Hotel Palm Park Surabaya, pada Selasa (13/9/2022).

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa permasalahan limbah popok ini dibarengi juga dengan belum adanya regulasi yang mengatur pembuangan khusus popok. Menurutnya, selama ini yang ada hanya regulasi mengenai pengelolaan sampah.

Sementara itu, Ayu Siantoro Spesialis Penelitian dan Inovasi WVI, mengatakan bahwa dalam mengatasi masalah ini harus ada peran lintas sektor.

“Para produsen diaper atau popok dapat memberikan konten edukasi tentang perlunya cara pengelolaan diaper yang aman kepada konsumen. Selain itu, pemerintah setempat dan dinas terkait juga harus bisa menyediakan fasilitas khusus diaper, mulai dari pemilahan, TPS, hingga pengangkutan, serta menyusun regulasi tentang penanganan limbah diaper dalam rumah tangga yang aman,” tukasnya.

Ke depannya, mereka akan melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak yang peduli akan sanitasi, yakni dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan, akademisi, asosiasi profesi, industri, juga pemerintah, untuk menyusun strategi pengelolaan sampah diaper di Surabaya.

Ia berharap, dari adanya program ini dapat menghasilkan inovasi, edukasi dan perubahan perilaku dalam mengelola sampah diaper di perkotaan.

Sebagai diketahui, perilaku membuang feses dan popok secara aman pada masyarakat, masih terbilang rendah. Data Riskesdas 2018 menunjukkan, di Indonesia, feses balita yang dibuang sembarangan sebesar 33 persen di desa, sedangkan di kota sebesar 34 persen.

Sementara itu, survei yang dilakukan oleh Ecoton pada tahun 2019, menyebutkan sebesar 60 persen sampah yang ditemukan di Kali Surabaya adalah popok bayi.(ris/des/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
27o
Kurs