Rabu, 1 Mei 2024

Gaungkan Krisis Iklim, Sejumlah Aktivis Lingkungan Adakan Climate Artivism

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Kumpulan foto kegiatan susur sungai oleh Ecoton dalam acara Climate Artivisim yang dilaksanakan di Unicorn Creative Space Surabaya, dari Jumat-Minggu (21-23/10/2022). Foto: Risky suarasurabaya.net

Sejumlah aktivis lingkungan hidup yang terdiri dari Extinction Rebellion (XR), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur dan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) berkolaborasi dalam kampanye bahaya krisis iklim bertajuk Climate Artivism, di Unicorn Creative Space Surabaya, Jawa Timur, dari Jumat-Minggu (21-23/10/2022).

Rosiy koordinator Extinction Rebellion Indonesia mengatakan, acara itu diadakan untuk mengedukasi masyarakat supaya sadar bahaya krisis iklim.

“Ini adalah gerakan yang peduli terhadap krisis iklim, apa yang kami kerjakan ini untuk mengkampanyekan krisis iklim lebih jauh lagi,” ucapnya, Sabtu (22/10/2022).

Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan krisis iklim merupakan bagian dari ulah tangan manusia yang berhubungan dengan aktivitas perusakan alam.

Untuk mengatasi krisis iklim, dia bilang bisa dimulai dari diri sendiri. Seperti
memberikan pemahaman terhadap lingkungan sekitar akan bahaya krisis iklim atau dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Kalau secara besarnya, kami bisa menggerakkan orang sebanyak-banyaknya untuk ikut peduli, dan itu bisa dijadikan isu bersama,” tambahnya.

Menurutnya, upaya yang harus dilakukan adalah menyampaikan kebenaran serta melakukan tindakan nyata dengan menjaga dan tidak merusak bumi.

“Banyak orang yang sudah tau sebenarnya. Tapi, mereka malas mencari tau lebih dalam lagi. Jadi, sebisa mungkin kalau kita tau saling memberi tau, dan tentu juga bertindak, karena kalau tidak bertindak sekarang ya kapan lagi,” jelasnya.

Climate Artivism yang berlangsung selama tiga hari itu diisi oleh beberapa acara kolaborasi. Mulai dari pameran karya seni, pameran sampah plastik impor, pameran foto perjalanan, penukaran sampah kering dengan bibit tanaman, workshop seni kerajinan, hingga pementasan seni ludruk.

Dia berharap melalui acara tersebut, masyarakat lebih paham lagi tentang bahaya krisis iklim, serta lebih peduli dalam bertindak agar tidak melakukan perusakan terhadap bumi.(ris/tik/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
29o
Kurs