Rabu, 1 Mei 2024

Makam Santri Gontor Korban Penganiayaan Dibongkar untuk Proses Autopsi

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Tim ahli forensik kepolsian melakukan autopsi jenazah santri Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Pusat, Ponorogo, Jawa Timur, di Tempat Pemakaman Umum Sei Selayur, Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (8/9/2022). Foto: Antara

Makam AM (17) santri Pondok Pesantren Gontor 1 Pusat, Ponorogo, Jawa Timur dibongkar oleh tim forensik, Kamis (8/9/2022).

AKBP Catur Cahyono Kapolres Ponorogo mengatakan, pembongkaran makam itu dilakukan untuk keperluan autopsi jenazah korban yang diduga meninggal akibat penganiayaan.

“Untuk autopsi memang kita laksanakan, karena memang dari awal korban ini diserahkan ke pihak keluarga belum pernah dilakukan autopsi. Jadi kita harus bongkar makamnya, dan setelah itu baru melakukan autopsi,” kata Catur, Kamis (8/9/2022) saat dihubungi Radio Suara Surabaya.

Catur menjelaskan lebih lanjut, dugaan penganiayaan berawal dari kegiatan Perkemahan Kamis – Jumat (Perkajum) yang diadakan oleh santri Gontor.

“Berawal dari tanggal 18-19 (Agustus) ada kegiatan Perkajum yang diadakan oleh santri Gontor di Desa Wilangan, Kecamatan Sambit, Ponorogo. Jadi setelah kegiatan itu pada tanggal 22, jam 6 pagi, korban dipanggil senior untuk pengecekkan alat, saat dicek peralatannya ada yang kurang maka terjadilah tindakan kekerasan tersebut, yang mengakibatkan korban meninggal,” ujarnya.

Ia melanjutkan, korban kekerasan tersebut ada 3 orang santri junior, di mana salah satunya meninggal, yang dianiaya oleh 2 terduga tersangka santri senior.

Dia menjelaskan kasus ini masih terus ditangani oleh pihak kepolisian Ponorogo.

“Sampai hari ini kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, olah TKP, pengumpulan barang bukti, penyitaan, melakukan pra rekonstruksi dan pagi tadi autopsi sudah dilakukan di Palembang,” tuturnya.

AKBP Catur berpesan kepada seluruh masyarakat khususnya orang tua yang menyekolahkan anaknya baik itu di pondok pesantren atau di asrama tetap menjalin komunikasi yang baik dengan anak.

“Kami berpesan kepada keluarga, untuk orang tua walaupun anak sudah belajar di pondok, atau di sekolah manapun, walaupun ikut di asrama tinggal di sekolahan tersebut tetap jalin komunikasi, selalu di cek perkembangan anak tersebut. Jadi kalau ada terjadi sesuatu deteksi awalnya biar tahu. Anak suruh terbuka, jika ada masalah, ada kendala ataupun ada yang lain-lain yang menjadi ganjalan ataupun apa yang tidak enak bisa dikomunikasikan terus, baik itu dengan anak maupun dengan lembaga pendidikan,” pungkasnya.(gat/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
32o
Kurs