Senin, 29 April 2024

Ajang Duta Santri Nasional, Rektor Unusa: Jihad Intelektual untuk Masa Depan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Grand final pemilihan Duta Santri Nasional di Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), pada Jumat (20/10/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Sebanyak 6.431 santri dari 37 Provinsi di Indonesia yang mengikuti pemilihan Duta Santri Nasional 2023. Selanjutnya, terpilih 48 finalis yang lolos dan melangsungkan grand final di Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Surabaya pada Jumat (20/10/2023).

Dari total finalis tersebut, keluar pemenang kategori putra dan putri dari dua Pondok Pesantren (Ponpes) di Jawa Timur, yakni Ahmad Nasikhul Huda dari Pondok Pesantren Al Jihad Surabaya dan Norma Hasanatul dari Pondok Pesantren Luhur Malang.

Syifa’ Nurda Mu’affa Ketua Umum Duta Santri Nasional mengatakan, kompetisi tersebut merupakan upaya untuk mencari bakat yang dimiliki para santri dalam bidang keagamaan hingga sosial untuk memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa.

“Duta santri ini menjadi representasi dari karakter dan juga spirit para santri di seluruh Indonesia. Sehingga semaksimal mungkin mencari sosok santri yang ideal, yang dia juga cerdas secara intelektual, emosional dan juga spiritual,” ucapnya.

Syifa’ Nurda Mu’affa Ketua Umum Duta Santri Nasional saat berada di Auditorium Unusa Surabaya, pada Jumat (20/10/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Dalam kompetisi yang diadakan setiap dua tahun sekali itu, kata dia, merupakan bentuk komitmen dalam membangun negeri dan mendorong para santri menjadi agen perubahan yang positif.

“Kami percaya bahwa santri memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan perdamaian dunia,” ucapnya.

Sementara itu, Achmad Jazidie Rektor Unusa mengatakan, ajang Duta Santri Nasional itu merupakan salah satu langkah positif dalam mempersiapkan para santri menjadi pemimpin masa depan.

“Ini akan menjadi wadah bagi para santri muda untuk menunjukkan potensi terbaik mereka, dan mengekspresikan pemikiran mereka dalam memajukan peradaban global,” ujarnya.

Achmad Jazidie Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di sela-sela grand final pemilihan duta santri nasional yang digelar di Auditorium Unusa Surabaya, pada Jumat (20/10/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Jazidie mengatakan, jihad di zaman sekarang, tidak lagi merujuk pada peperangan, melainkan perjuangan intelektual.

Ia menyebut, ada empat hal yang menjadi tantangan dalam jihad santri ke depannya, yakni memperjuangkan keadilan, meningkatkan pendidikan, mengupayakan kesehatan, dan menghapus kemiskinan.

“Intinya nanti memikirkan kontribusi konkret apa yang bisa dilakukan dalam status santri, supaya ekonomi tumbuh, berperan dalam ketahanan pangan, meningkatkan pariwisata di era digital, dan banyak challenge lainnya yang akan didiskusikan, tentunya tetap dalam ranah santri,” ujarnya.

Ia berharap, santri tidak lelah dalam menimba ilmu dan terus semangat melakukan jihad intelektual dalam mengembangkan pengetahuan dan mengikuti transformasi teknologi digital. (ris/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs