Rabu, 8 Mei 2024

Evakuasi WNI Bisa Dilakukan Jika Ada Gencatan Senjata Israel-Palestina

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Ilustrasi - Ledakan akibat serangan udara yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza. Foto: Xinhua

Judha Nugraha Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Palestina dan Israel hanya mungkin dilakukan jika kedua pihak yang sedang bertikai itu menyepakati gencatan senjata.

Judha menjelaskan bahwa gencatan senjata sangat diperlukan untuk membuka koridor kemanusiaan yang memungkinkan evakuasi warga sipil dan penyaluran bantuan bagi masyarakat terdampak konflik.

“Koridor kemanusiaan ini kan melibatkan dua pihak yang sedang bertikai. Koridor kemanusiaan tidak bisa dipaksakan dari pihak luar, tetapi perlu kesepakatan dari kedua pihak,” katanya dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri, seperti dilansir Antara, Jumat (13/10/2023).

Pemerintah saat ini sedang berfokus untuk mengevakuasi 10 WNI di Jalur Gaza, yang menjadi sasaran utama serangan udara militer Israel ke Palestina.

Situasi di wilayah tersebut semakin dipersulit karena Israel memblokade jaringan listrik dan pasokan air, bahkan menutup akses bagi suplai makanan.

Jika situasi ini dibiarkan berlarut-larut, Indonesia mengingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan di Gaza.

Karena itu, pemerintah Indonesia menyerukan Israel dan Palestina untuk segera menghentikan pertempuran dan memungkinkan terbentuknya koridor kemanusiaan.

“Proses evakuasi mengedepankan keselamatan. Satu hal yg perlu kita pastikan adalah keamanan jalur evakuasi. Kita tidak mungkin menggerakkan WNI kita di tengah konflik, jadi proses evakuasi WNI terutama dari Gaza hanya akan kita lakukan jika ada koridor kemanusiaan,” kata Judha.

Selain 10 WNI yang berada di Gaza, Kemlu mencatat sebanyak 39 WNI berada di Tepi Barat dan 94 pelajar Indonesia berada di Sapir, sehingga menjadikan total WNI yang tercatat di wilayah konflik Israel-Palestina adalah 143 orang.

Sebelumnya, dalam konflik terbaru di Timur Tengah itu, pasukan Israel meluncurkan serangan militer secara penuh dan terus-menerus di Jalur Gaza untuk membalas serangan kelompok militan Hamas Palestina di wilayah Israel.

Konflik tersebut dimulai ketika Hamas meluncurkan “Operasi Badai Al-Aqsa” terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023). Dalam serangan mendadak secara bersamaan dari segala arah itu, Hamas menembakkan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas menyebut serangannya itu sebagai balasan atas penyerbuan Israel ke Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan kekerasan yang meningkat terhadap warga Palestina oleh pemukim Israel.

Militer Israel kemudian meluncurkan “Operasi Pedang Besi” di Jalur Gaza dan memblokade penuh kawasan itu sehingga masyarakat setempat kehabisan pasokan air dan listrik. (ant/ham/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
31o
Kurs