Kamis, 2 Mei 2024

Hamas Dikabarkan Tahan Pasukan Israel yang Berusaha Masuk Kamp Pengungsi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara di tengah perang antara Israel dan kelompok perlawanan Hamas di Jalur Gaza tengah, Jumat (10/11/2023). Foto: Reuters Warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara di tengah perang antara Israel dan kelompok perlawanan Hamas di Jalur Gaza tengah, Jumat (10/11/2023). Foto: Reuters

Pejuang Hamas dikabarkan terus melawan pasukan Israel yang berusaha masuk kamp pengungsi terbesar di Gaza pada Minggu (19/11/2023).

Kabar itu muncul di tengah pernyataaan pejabat AS dan Israel, tentang semakin dekatnya kesepakatan pembebasan beberapa sandera yang ditahan.

Melansir Antara, sekitar 240 orang disandera menyusul serangan Hamas ke Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023 lalu, yang mendorong Israel menyerang wilayah kecil Palestina untuk memusnahkan kelompok perlawanan tersebut.

Militer Israel mengatakan, tank dan pasukan Israel menyerbu Gaza pada akhir bulan lalu dan merebut kendali atas wilayah yang luas di bagian utara, barat laut, dan timur sekitar Kota Gaza.

Namun, Hamas dan saksi mata mengungkapkan kaum militan melancarkan perang gerilya di daerah padat perkotaan di utara. Termasuk sebagian Kota Gaza dan kamp pengungsi Jabalia, serta kamp pengungsi Shati yang berada di daerah pantai yang luas.

Sementara itu, Michael Herzog Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat dalam wawancara pada program acara “This Week” di ABC mengatakan, Israel berharap sejumlah besar sandera dibebaskan oleh Hamas dalam beberapa hari mendatang.

Lebih lanjut, pada 15 November, mediator Qatar telah mengupayakan kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menukar 50 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata tiga hari, yang akan membantu meningkatkan pengiriman bantuan darurat untuk warga sipil Gaza. Namun Israel masih akan merundingkan rinciannya.

Di sisi lain, Joe Biden Presiden Amerika Serikat mengatakan kepada wartawan, dia tidak dalam posisi untuk mengatakan kapan sandera-sandera itu dibebaskan.

“Saya ingin memastikan mereka keluar dan kemudian saya akan memberitahu Anda,” kata ungkapnya dalam acara liburan pra-Thanksgiving di Virginia, Minggu (19/11/2023).

Sekutu utama Israel itu memperingatkan, agar tidak memulai operasi tempur di wilayah selatan sampai para perencana militer mempertimbangkan keselamatan warga sipil Palestina.

Penduduk Gaza yang mengalami trauma berpindah-pindah sejak awal perang, berlindung di rumah sakit atau berjalan tertatih-tatih dari utara ke selatan, yang dalam beberapa kesempatan terpaksa kembali lagi demi menghindari serangan.

Pemerintahan Palestina di Gaza mengatakan, sedikitnya 13.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, termasuk 5.500 anak-anak.

Antonio Guterres Sekretaris Jenderal PBB mengatakan, jumlah korban warga sipil di Gaza sangat mengejutkan dan tidak dapat diterima. Dia kembali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.

Para saksi mata melaporkan terjadi pertempuran sengit semalam antara Hamas dan pasukan Israel yang berusaha maju ke Jabalia, yang merupakan kamp yang dihuni hampir 100.000 orang.

Petugas medis Palestina menyebut, bombardemen berulang kali yang dilakukan Israel di Jabalia telah menewaskan banyak warga sipil. Sementara Israel mengatakan serangan itu telah menewaskan banyak militan yang bersembunyi di wilayah tersebut. (ant/feb/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
27o
Kurs