Sabtu, 4 Mei 2024

MUI Sebut Besaran Biaya Haji Sudah Proporsional

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Arsip foto - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI membahas usulan biaya haji. Foto : Antara

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1445 H/2024 M sebesar Rp93,4 juta sudah cukup proporsional, artinya Bipih atau biaya yang ditanggung oleh jemaah dengan subsidi dari nilai manfaat berimbang.

“Dari jumlah tersebut, besaran Bipih sebesar Rp56.046.172 atau 60 persen dan nilai manfaat sebesar Rp37.364.114 atau 40 persen,” kata Zainut Tauhid Sa’adi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Watim) MUI di Jakarta, yamg dilansir Antara, Selasa (28/11/2023).

Zainut menjelaskan skema BPIH harus memperhatikan dua aspek, yaitu keadilan dan keberlanjutan. Komposisi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang ditanggung jemaah dan penggunaan nilai manfaat harus dihitung secara proporsional dan berkeadilan.

Komposisi tersebut dimaksudkan untuk menjaga agar nilai manfaat yang menjadi hak seluruh jemaah calon haji Indonesia, termasuk yang masih mengantre keberangkatan, tidak tergerus habis.

“Kita semua mesti tahu bahwa nilai manfaat itu bukan hanya milik jemaah yang tahun ini berangkat, tapi hak seluruh jemaah yang telah membayar setoran awal dan mereka masih menunggu antrean berangkat hingga 40 tahun,” katanya.

Ia menjelaskan pemanfaatan dana nilai manfaat sejak 2010 sampai dengan 2022 terus mengalami peningkatan. Penggunaan nilai manfaat pernah mencapai angka hingga 59 persen pada tahun 2022, karena Arab Saudi menaikkan layanan biaya masyair (biaya prosesi ibadah haji selama di Armina selama empat hari) secara signifikan.

Kenaikan itu terjadi menjelang dimulainya operasional haji tahun 2022/1443 H di saat jemaah calon haji sudah melakukan pelunasan Bipih. Maka dari itu, MUI mendorong agar nilai manfaat digunakan secara berkeadilan guna menjaga keberlanjutan.

Menurutnya, Jika pengelolaan BPKH tidak kunjung optimal serta komposisi Bipih dan nilai manfaat masih tidak proporsional, maka nilai manfaat akan terus tergerus dan tidak menutup kemungkinan akan habis pada 2027.

“Sehingga jemaah haji tahun 2028 harus membayar full 100 persen. Padahal mereka juga berhak atas nilai manfaat dari simpanan setoran awalnya yang sudah lebih 10 tahun,” katanya.

Dengan naiknya jumlah Bipih yang harus dibayar oleh calon jemaah haji, MUI mendorong Kemenag untuk lebih meningkatkan pelayanan dan perlindungannya, agar calon peserta haji bisa melaksanakan ibadah dengan aman, nyaman, dan menjadi haji yang mabrur.(ant/and/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
28o
Kurs