Senin, 13 Mei 2024

Panglima TNI Bantah Klaim KST Papua yang Bunuh 13 Prajurit

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Laksamana Yudo Margono Panglima TNI waktu pressconference di Base Ops Lanudal Juanda, Surabaya, Selasa (18/4/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Laksamana Yudo Margono Panglima TNI membantah klaim Kelompok Separatis Terorisme (KST) yang menyatakan telah membunuh 13 prajurit TNI dalam operasi penyelamatan Philips Max Marten Pilot Susi Air di Papua.

Yudo menuturkan bahwa selama operasi penyelamatan pilot Susi Air sejak Februari lalu, prajurit TNI yang gugur total ada tiga orang. Bukan 13 orang seperti yang disebut oleh KST.

Tiga orang itu, termasuk Pratu Miftahul Arifin Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang meninggal dunia waktu kontak tembak dengan KST di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).

“Kalau versi kami yang sejak penyelamatan pilot itu, ada tiga (meninggal). Kemarin sudah kami kembalikan ke saudaranya,” kata Yudo waktu press conference di Base Ops Lanudal Juanda, Surabaya, Selasa (18/4/2023).

“Yang TNI tiga, sekarang ini satu, kemudian yang lalu ada satu, kemudian satu anggota pertama, di daerah berbeda-beda, ada tiga,” imbuhnya.

Yudo menjelaskan bahwa saat terjadi kontak senjata pada Sabtu (15/4/2023) kemarin, 36 prajurit TNI yang sedang beroperasi itu tiba-tiba dikepung oleh KST yang memanfaatkan masyarakat untuk ikut mengepungnya.

Saat pengepungan itu, KST melakukan penembakan dari sejumlah arah kepada para prajurit. Para prajurit pun tak bisa berbuat banyak, sebab ada masyarakat di lokasi tersebut.

Pengepungan itu pun membuat prajurit terpojok hingga membuat Miftahul Arifin jatuh ke jurang sedalam 15 meter. Sejumlah rekannya kemudian mencoba menolong korban yang jatuh ke jurang.

“Saat pertolongan itu dilakukan lagi penembakan oleh KST sehingga posisi kita bertahan. Namun dari segala sisi mereka mengeroyok hingga terjadi seperti itu,” jelas Yudo.

Yudo juga menyebut lima orang yang ikut mengevakuasi itu pun terkena luka tembak. Namun dia memastikan kalau semuanya selamat dan sudah dirawat di salah satu rumah sakit di Timika.

Dalam peristiwa itu, sebanyak empat prajurit telah dinyatakan hilang kontak. Yudo mengatakan kalau pihaknya bakal melakukan pencarian besok, Rabu (19/4/2023) pagi dan mengevakuasi jenazah Miftahul Arifin yang gugur.

“Hari ini saya fokuskan evakuasi lima orang terkena tembakan, dan besok pagi kita fokuskan untuk itu (pencarian),” ujarnya.

Selain itu Yudo menegaskan bahwa di kawasan Mugi-Mam, Kabupaten Nduga bakal dilakukan operasi siaga tempur darat dari yang sebelumnya hanya berstatus Operasi Pamrahwan.

“Saya tingkatkan dari sebelumnya Pamrahwan menjadi Siaga Tempur. Dan tempatnya sudah diketahui bahwa itu adalah markasnya KST,” tegas Yudo.(wld/dfn/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 13 Mei 2024
28o
Kurs