Kamis, 2 Mei 2024

Paramiliter Sudan Umumkan Gencatan Senjata pada Momen Iduladha

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Foto: Reuters

Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo alias Hemedti Komandan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) Paramiliter Sudan mengumumkan gencatan senjata sepihak selama momen Iduladha.

Hemedti mengatakan dalam sebuah rekaman suara yang diunggah ke media sosial, gencatan senjata akan berlaku hari Selasa (27/6/2023) dan Rabu (28/6/2023) waktu setempat.

“Kami mendeklarasikan gencatan senjata sepihak, kecuali untuk situasi pertahanan diri, pada malam Idulfitri dan pada hari Iduladha,” kata Hemedti sesuai dikutip dari Reuters, Rabu (28/6/2023).

Gencatan senjata dilakukan setelah Tentara Sudan mengkonfirmasi kalau RSF sudah merebut markas utama brigade polisi yang memiliki peralatan lengkap di Khartoum.

Laporan pertempuran menyebar untuk pertama kalinya ke negara bagian Blue Nile di dekat Ethiopia.

RSF mengklaim berhasil merebut puluhan kendaraan lapis baja dan truk-truk pikap setelah merebut markas Polisi Cadangan Pusat pada hari Minggu lalu. Gerakan itu memperkuat posisi RSF di Khartoum selatan yang ada beberapa camp militer penting.

Angkatan bersenjata Sudan mengandalkan Polisi Cadangan Pusat untuk pertempuran darat di Khartoum. Mereka sudah berjuang melawan unit-unit RSF yang dengan cepat menyebar ke seluruh kota begitu pertempuran pecah pada 15 April 2023.

Dalam sebuah pernyataan angkatan bersenjata Sudan, pangkalan polisi Cadangan Pusat telah direbut setelah tiga hari pertempuran, dan menuduh RSF menyerang lembaga-lembaga negara.

Para aktivis lokal mengatakan setidaknya 15 warga sipil terbunuh dalam pertempuran tersebut, dan lebih dari 80 orang terluka parah.

Konflik antara angkatan bersenjata Sudan dan RSF meletus di tengah perselisihan mengenai rencana yang didukung internasional untuk transisi menuju pemilihan umum di bawah pemerintahan sipil.

Konflik memanas pascaserangkaian kesepakatan gencatan senjata yang diinisiasi Arab Saudi dan Amerika Serikat dalam pembicaraan di Jeddah yang ditunda pekan lalu.

Sekadar informasi, konflik itu menyebabkan krisis kemanusiaan, merenggut nyawa lebih dari 2,5 juta orang, dan sekitar 600 ribu warga terpaksa menyeberang ke negara-negara tetangga.

Sebagian besar menuju ke utara ke Mesir atau ke barat ke Chad untuk mencari perlindungan dari serangan dan konflik bermotif etnis di wilayah Darfur, Sudan. (bnt/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
32o
Kurs