Jumat, 3 Mei 2024

Ratusan Guru PAUD Surabaya yang Belum Sarjana Dapat Beasiswa Kuliah

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi. Pelaksanaan program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak PAUD di Surabaya (21/10/2019). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Ratusan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Surabaya yang telah mengabdi tahunan tapi belum mendapat gelar sarjana dengan jurusan linier, mendapat beasiswa kuliah gratis.

Rini Indriyani Ketua Bunda PAUD Kota Surabaya menyebut, tahun ini ada 200 guru PAUD yang terpilih dan lolos seleksi untuk melanjutkan studi S1 program studi PG-PAUD.

“Pengajar-pengajarnya, kami beri penguatan karena belum menuntaskan (gelar sarjana). Artinya masih lulusan SMA, jadi harus kuliah. Jadi kami memberi beasiswa untuk Bunda PAUD yang belum melanjutkan dengan komitmen bisa menyelesaikan. Kami kerja sama dengan Unesa yang pendidikan harusnya empat tahun, tapi program hanya dua tahun bisa mendapat ijazah,” beber Rini kepada suarasurabaya.net, Senin (19/6/2023).

Para guru PAUD itu menempuh pendidikan S1 PG-PAUD di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) lewat program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Mereka akan kuliah dengan cepat, yang seharusnya empat tahun menjadi hanya dua tahun.

“Alhamdulilah seharusnya masa pendidikan 4 tahun untuk bunda PAUD, tetapi dengan program RPL ini proses perkuliahan hanya dua tahun dan mereka bisa mendapatakan gelar. Sehingga kalau gurunya kuat, hebat, anaknya lebih hebat,” tambahnya.

Syarat penerima, mereka merupakan guru yang minimal pernah mengajar lima tahun.

Sementara Kartika Rinakit Adhe Kaprodi S1 PG-PAUD Unesa, menyebut hasil survei, masih banyak Bunda PAUD yang belum mendapat pendidikan S1 linier. Melainkan hanya tamatan SMA atau S1 jurusan lain seperti, Bahasa Inggris, Akuntansi, Ekonomi dan Politik.

“Dari sana, kami memutuskan guru PAUD memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kuliah dengan jurusan yang linier,” katanya.

Ia menjelaskan para penerima beasiswa program RPL itu berumur 30-60 tahun.

“Untuk usia guru yang mengikuti program RPL ini berkisar 30-60 tahun. Mereka masih semangat untuk kuliah,” kata Kartika.

Menurutnya, tak hanya tahunan tapi ada pula guru yang sudah mengabdi 15 tahun namun belum mendapatkan gelar S1.

“RPL ini beda dengan S1 proses pendidikan hanya dua tahun, kan harusnya empat tahun. Nah setengah SKS-nya itu kami menghargai proses beliau ketika mengajar. Kami kan ada mata kuliah KKN, PLP itu kan pengabdian kepada masyarakat. Jadi, itu yang kami rekognisi untuk kami akui,” tandas Kartika. (lta/bnt/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
26o
Kurs