Senin, 14 Oktober 2024

Waspada KLB, Gubernur Jatim Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan dan Lengkapi Imunisasi Anak

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, pada Rabu (15/3/2023). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti polio, campak, difteri dan rubela, dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta melengkapi imunisasi pada anak.

Ia mengatakan, kewaspadaan itu selaras dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor: IM.03.02/C/976/2023, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2022.

“Ayo segera bawa anak-anak kita ke Posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat agar melengkapi status imunisasinya dan selalu menerapkan PHBS.” ucapnya saat berada di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (15/3/2023).

Ia juga meminta kepada seluruh jajaran dinas kesehatan untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian PD3I, khususnya difteri di Jatim.

“Saya instruksikan Kepala Dinkes Jatim agar berkordinasi intensif dengan Kepala Dinkes di 38 kabupaten/kota untuk mengoptimalkan pelaksanaan surevilans Difteri dan PD3I lainnya melalui peningkatan kewaspadaan dini dan respon di wilayah, salah satunya adalah dengan pelaporan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR),” jelasnya.

Ia menyebut, berdasarkan data Dinkes Jatim, jumlah kasus difteri di Jawa Timur hingga Maret 2023 sebanyak 51 kasus yang tersebar di 26 kabupaten dan kota dengan jumlah kematian sebanyak 4 kasus.

Terkait hal itu, ia telah menerbitkan Surat Edaran Gubernur tanggal 17 Februari 2023 perihal Kewaspadaan terhadap PD3I kepada Bupati/Walikota se-Jawa Timur.

Selain itu, Pemprov Jatim juga bekerjasama dengan Dinkes kabupaten/kota dalam menanggulangi penyakit difteri, seperti melakukan penyelidikan epidemiologi kasus difteri, melaksanakan Outbreak Respon Immunization (ORI) di wilayah yang terdampak kasus difteri serta menyiapkan logistik berupa vaksin difteri dan anti difteri serum.

Sementara itu, Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim juga menghimbau, agar masyarakat menerapkan PHBS dengan memakai masker dan rajin mencuci tangan.

“Karena penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriaedan itu menular melalui droplet dan sentuhan benda yang terkontaminasi dengan air liur penderita,” ucapnya.

Ia menyebut, gejala dan tanda khas dari kasus Difteri yakni adanya pseudomembran atau membrane berwarna putih ke abu-abuan di sekitar tonsil atau faring, kemudian sakit tenggorokan, batuk, demam, pembengkakan leher dan sesak napas yang berbunyi.

“Saya menghimbau kepada masyarakat, jika menemui gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasyankes terdekat untuk segera ditangani. Kasus difteri ini masih ditemukan di Jatim setiap tahunnya, maka melaksanakan PHBS merupakan hal penting bagi semua masyarakat,” pungkasnya.(ris/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Senin, 14 Oktober 2024
28o
Kurs