Kamis, 2 Mei 2024

Zaman Berkembang, Jurnalisme Radio Tetap Relevan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Penyerahan cendera mata seusai launching buku Radio Siaran di Indonesia Menuju Era Konvergensi di Gedung Perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya, pada Kamis (9/2/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Melalui peluncuran buku berjudul “Radio Siaran di Indonesia Menuju Era Konvergensi”, para penulis menyebut radio tetap relevan seiring berkembangnya zaman.

Judy Djoko Wahjono Tjahjo salah satu penulis yang juga Ketua Dewan Standar Profesional Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Jawa Timur menyatakan, radio tetap relevan karena dalam perjalannya melintasi zaman menggunakan bahasa tutur.

“Masyarakat kita ini masyarakat bertutur, masyarakat yang lebih nyaman untuk ngomong, tatap muka, daripada tulisan. Di negara maju pun begitu, tapi kadarnya lebih tipis. Jadi, menurut saya radio di Indonesia tetap akan relevan,” ucapnya saat berada di Gedung Perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya, pada Kamis (9/2/2023).

Ia mengatakan, hal itu telah dibuktikan dengan adanya masa perkuliahan saat pandemi yang dilakukan secara daring.

“Hasilnya tidak memuaskan, guru tidak bisa bertutur, kalau di dalam kelas ia bisa bertutur,” ucapnya.

“Itu salah satu keyakinanku, sampai besok, radio akan tetap eksis. Bahwa harus konvergensi itu iya, karena itu keniscayaan teknologi, tapi basic konsep radio tidak berubah,” tambahnya.

Sementara itu, Ido Prijana Hadi penulis yang juga merupakan dosen Universitas Kristen Petra Surabaya menyatakan, bahwa relevannya radio saat ini juga karena mampu mengikuti majunya teknologi.

“Radio sekarang menjadi multiplatfom, bukan hanya pesawat radio, tapi juga bisa di gadget, media online, aplikasi, sehingga radio ini tetap bisa eksis,” ungkapnya.

Bahkan menurutnya, kemampuan radio yang bisa diakses oleh masyarakat yang berbeda negara juga menjadi salah satu kekuatan tersendiri.

“Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa radio visual itu menjadi semacam tren ke depan, itu yang penting bagi generasi Z atau generasi berikutnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ke depan, radio akan tetap dibutuhkan, karena masyarakat pada dasarnya memerlukan berkomunikasi dan berbagi informasi.

Selain itu, buku yang ditulis hampir dua tahun itu, juga berisikan perjuangan Errol Jonathan dari Suara Surabaya yang mampu mengajarkan jurnalisme interaktif dalam radio, di saat radio belum mendapat tempat terhormat seperti jurnalisme cetak dan televisi.

Sebagai diketahui, selain ditulis oleh Judy Djoko Wahjono Tjahjo dan Ido Prijana Hadi, buku yang diluncurkan tepat di Hari Pres Nasional itu juga ditulis oleh Aya Muchtar Guru Besar Komunikasi Indiana University of Pennsyilvania (IUP) USA. Masduki dan dosen Universitas Islam Indonesia.(ris/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
32o
Kurs