Senin, 29 April 2024

ASEAN Dukung Koridor Kemanusiaan Thailand untuk Pengungsi Myanmar

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menghadiri AMM Retreat yang diselenggarakan di bawah keketuaan Laos di Luang Prabang, pada Senin (29/1/2024). Foto: Kemlu RI Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menghadiri AMM Retreat yang diselenggarakan di bawah keketuaan Laos di Luang Prabang, pada Senin (29/1/2024). Foto: Kemlu RI

Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyelesaikan pertemuan pada Senin (29/1/2024) dan mendukung upaya Thailand membuat koridor kemanusiaan untuk memberikan bantuan pada masyarakat sipil yang terlantar akibat perang sipil di Myanmar.

Saleumxay Kommasith Menteri Luar Negeri Laos, yang mengetuai pertemuan di Luang Prabang, Laos menyatakan bahwa Thailand mengajukan rencana koridor kemanusiaan untuk memberikan bantuan dengan aman kepada masyarakat yang terdampak konflik di Myanmar, serta masyarakat yang mengungsi di Thailand, dilansir Antara pada Selasa (30/1/2024).

Pertemuan Tingkat menteri yang dimulai Minggu (28/1/2024) tersebut dihadiri oleh seorang pejabat senior pemerintahan militer Myanmar.

Menjelang tiga tahun sejak kudeta militer di Myanmar menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, menjadi kali pertama Myanmar mengirimkan perwakilan mereka ke pertemuan penting ASEAN. Sebelumnya, sejak 21 Oktober 2021, negara anggota ASEAN lainnya hanya memperbolehkan Myanmar untuk mengirim perwakilan nonpolitik.

Saleumxay menyatakan bahwa menteri luar negeri lainnya menyambut kedatangan pejabat senior Myanmar dalam pertemuan tersebut.

“Kami yakin semakin banyak interaksi kami dengan Myanmar, semakin banyak pula rasa pengertian kami terhadap Myanmar dan negara anggota ASEAN lainnya serta komunitas internasional,” ucapnya.

Menurut Sihasak Phuangketkeow Wakil Menteri Luar Negeri Thailand, perwakilan Myanmar menyatakan pada menteri luar negeri lainnya bahwa pemerintah militer Myanmar mengerti akan kekhawatiran ASEAN terhadap situasi di Myanmar, dan menambahkan bahwa mereka berusaha untuk menyelesaikan konflik melalui diskusi gencatan senjata dengan pasukan oposisi.

Pemerintah militer Myanmar menindak keras protes atas kudeta 1 Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi.

Sejak Oktober 2023 lalu, pertarungan militer Myanmar melawan kelompok etnis yang menentang rezim militer dan pasukan pro-demokrasi semakin sengit.

Sebagai ketua ASEAN tahun ini, Laos bersedia untuk berinteraksi dengan pemerintah militer Myanmar.

Junta Militer Myanmar sebelumnya ingin mengikutsertakan pejabat yang lebih senior seperti menteri luar negeri mereka dalam pertemuan tingkat menteri, tetapi usulan itu ditolak negara anggota ASEAN lainnya.

Parnpree Bahiddha-Nukara Menteri Luar Negeri Thailand menyatakan pada wartawan bahwa pemberian bantuan dari Thailand akan dimulai akhir Februari setelah junta Myanmar dan Pemerintah Thailand menentukan wilayah koridor yang menghubungkan Myanmar dan Thailand.

Parnpree menambahkan bahwa organisasi bantuan kemanusiaan ASEAN akan mengawasi misi koridor kemanusiaan tersebut.

Sebagai informasi, negara anggota ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. (ant/azw/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs