Jumat, 3 Mei 2024

Pakar: Kebijakan Batas Usia Kerja Beri Peluang Generasi Muda

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Gitasi Tegas Supramudyo Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga (Unair). Foto: Unair

Gitasi Tegas Supramudyo Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, pembatasan usia kerja merupakan kebijakan afirmatif dan dapat diterima.

Hal itu ia katakan, setelah muncul perdebatan soal usia pembatasan kerja di media sosial yang membahas banyaknya lowongan kerja memberikan batas maksimal usia 25 tahun bagi para pelamar kerja.

“Jika kita melihat ini secara positif, maka kebijakan ini sebenarnya fine saja. Apalagi untuk mengakomodir berbagai kebutuhan di era sekarang,” kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair tersebut dalam keterangan yang diterima pada Selasa (23/1/2024).

Gitadi mengatakan bahwa kebijakan batas usia itu justru memberikan kesempatan bagi generasi muda, yang terhitung usia produktif di Indonesia lebih banyak daripada usia non-produktif.

“Kita bisa melihat bahwa ini adalah bagian dari bonus demografi, di mana tenaga produktif lebih banyak sehingga kita perlu mengakomodir mereka,” katanya.

Era digitali ini, kata dia, menjadi peluang besar bagi anak muda yang menurutnya cenderung lebih melek teknologi, sehingga memiliki kemampuan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

“Penurunan batas itu bisa kita anggap kemajuan juga untuk menghadapi tantangan zaman. Saya rasa ini kesempatan untuk memberikan mereka lapangan kerja yang selama ini telah terdistorsi oleh banyaknya tenaga honorer yang diangkat,” ucapnya.

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa kebijakan tersebut juga tetap dapat menjadi pertimbangan, sehingga pihak berwenang juga harus terbuka dalam menentukan kebijakan agar terimplementasi dengan baik.

Idealnya, lanjut dia, dalam setiap rekrutmen kerja khususnya dari pihak pemerintah, perlu melibatkan tim independen dan kredibel, yakni untuk memastikan bahwa sistem rekrutmen adil sehingga bebas dari prasangka jual beli jabatan.

“Menurut saya itu menjadi solusi supaya proses rekrutmen itu menjadi fair. Dengan begitu nantinya bisa menutup segala keraguan dan prasangka permainan jual beli jabatan,” pungkasnya.(ris/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
32o
Kurs