Rabu, 9 Oktober 2024

Perubahan Iklim Pengaruhi Debit Sumber Air bagi Warga Surabaya

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Kegiatan penanaman pohon di Sumber Air Plintahan oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (26/7/2024). Foto: Wildan Pratama suarasurabaya.net

PDAM Surya Sembada Kota Surabaya punya tantangan baru di tahun 2024 karena berhadapan dengan perubahan iklim.

Fenomena perubahan iklim, kata Nanang Widyatmoko Direktur Operasional PDAM Surya Sembada Kota Surabaya berdampak pada debit air di hulu sumber sungai.

“Mulai tahun ini, kami merasakan dampak langsung dari perubahan iklim. Sungai Brantas, yang menjadi sumber air baku kami, mengalami penurunan debit air,” ujar Nanang dalam kegiatan penanaman pohon di Sumber Air Plintahan, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (26/7/2024).

Nanang menyatakan, perubahan di hulu sungai ini memerlukan perhatian dari seluruh lapisan untuk menjaga lingkungan di hulu sampai hilir sungai.

Menjaga kualitas air konsumsi masyarakat di tengah ancaman perubahan iklim juga menjadi perhatian PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.

Meskipun secara kapasitas air masih mencukupi kebutuhan, tapi menyusutnya air di hulu menyebabkan pintu air di Jagir yang biasanya dibuka lebar harus direm untuk menjaga debit air.

Sumber Air Plintahan di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (26/7/2024). Foto: Wildan Pratama suarasurabaya.net

Hal itu menyebabkan aliran air tidak deras seperti normalnya, dan mempengaruhi cara pembersihan polutan hingga 4 kali sampai airnya layak digunakan masyarakat.

“Penurunan debit air sehingga kadar polutan semakin tinggi. Ini memaksa kami melakukan upaya ekstra dalam pengolahan air,” ungkapnya.

Kata Nanang, cara pengolahan air dengan kondisi seperti ini butuh biaya besar, terutama untuk bahan kimia dan listrik.

“Jika warga bisa berhemat dalam penggunaan air, kami juga tidak perlu memproduksi air dalam jumlah yang banyak, yang tentunya akan mengurangi beban biaya pengolahan,” pesannya.

Diketahui, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya memanfaatkan Sumber Air Brantas untuk kebutuhan masyarakat dengan debit 12.000 liter per detik. Kemudian Sumber Air Plintihan Pasuruan 300 liter per detik. Serta Sumber Air Umbulan sekitar 700 liter per detik.

Sementara itu, guna mengantisipasi dampak perubahan iklim agar tidak meluas, PDAM menjalankan program penanaman bibit pohon di Sumber Air Plintahan Pasuruan untuk menjaga kecukupan debit air.

Nanang bilang kegiatan penghijauan di sekitar sumber air baku ini merupakan agenda rutin.
Ada sekitar 30 bibit pohon yang ditanam hari ini. Jenis tanaman itu dipilih karena banyak dibudidaya oleh warga sekitar.

Selain itu, tanaman itu juga dipilih karena bisa menopang sumber air, dan hasil panennya bisa dimanfaatkan.

“Ada dua hal yang kami harapkan dari masyarakat. Pertama, mohon untuk tidak membuang sampah sembarangan terutama di sungai-sungai, termasuk Kali Surabaya, karena itu merupakan sumber bahan baku untuk PDAM. Kedua, kami berharap warga Surabaya bisa lebih hemat dalam menggunakan air,” tandasnya.(wld/iss/faz)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Rabu, 9 Oktober 2024
29o
Kurs