Rabu, 1 Mei 2024

Psikolog Timnas Indonesia U-17 Minta Netizen Hentikan Perundungan ke Para Pemain

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Afif Kurniawan Psikolog Timnas Indonesia U-17 saat konferensi pers di Media Center Piala Dunia U-17 2023, Kamis (23/11/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Afif Kurniawan Psikolog Tim Nasional Indonesia U-17 menyebut pemain sudah fokus target ke depan, pascagagal memenuhi ekspektasi lolos ke babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023. Untuk itu, dia meminta netizen berhenti melakukan perundungan pada pemain.

“Fenomenanya, pemain sudah baik-baik saja, tapi masih bergaung nih perundungannya. Bahkan empat sampai lima hari setelah Timnas Indonesia melawan Maroko kalah, masih terjadi perundungan dan itu berdampak beberapa pemain,” beber Afif saat konferensi pers di Media Center Piala Dunia U-17 2023 di Surabaya, Kamis (23/11/2023).

Afif mengingatkan, Timnas U-17 Indonesia masih remaja dan butuh didampingi pertumbuhannya.

“Tim lain memang sama juga U-17 tapi kultus di Indonesia beda. Di sini banyak sekali abuse (tindakan semena-mena),” katanya.

Perundungan yang terus-menerus, lanjutnya, bisa berdampak pada psikologis pemain untuk lebih tidak percaya diri terhadap kelebihannya.

“Fenomenanya, pemain muda lebih bisa memetakan kelemahan. Mereka gak punya kebanggaan dan keberanian. Karena salah satunya komentar negatif yang ada di media sosial,” jelasnya.

Ia mengakui para pemain terbuka menerima kritik soal permainan tim, tapi bukan dengan perundungan. Afif juga menyepakati kesimpulan bahwa tim butuh adaptasi lebih dengan lawan, juga konsistensi.

“Silakan kritik dan tentukan dasarnya. Kalau mau komentar negatif, malah menghambat kemajuan Timnas Indonesia karena akan ada banyak anak-anak yang gak bisa lepas mengeksplorasi potensi psikologis dengan baik. Sebenarnya gak masalah mereka sudah kita beri dampingan psikologis dengan baik. Tapi sampai kapan mau terus seperti ini,” terangnya.

Perbedaan perilaku ini menurutnya perlu, karena secara psikologis U-17 berbeda dengan U-22.

“U-17 itu masih remaja. Sementara U-22 dewasa awal. Jadi yang membedakan kematangan emosional, jadi pendekatan kita beda. U-22 lebelnya maintenance kematangan emosi. Kalau U-17 mendampingi kematangan mereka agar gak berisiko mengalami dampak emosi yang dinamikanya sangat tajam,” terangnya lagi.

Terakhir ia menegaskan, kondisi tim sudah baik-baik saja 24 jam setelah kemenangan Meksiko yang menutup kesempatan Timnas Indonesia masuk 16 besar.

“24 jam mereka sedih dibiarkan dulu. Itu proses menerima kenyataan. Pendekatan khusus baru dilakukan setelahnya. Tapi, khusus beberapa yang butuh didekati personal kita lakukan. Setelah 24 jam, pemain sudah bisa move on dan bisa beralih ke tantangan berikutnya,” tandasnya. (lta/and/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
29o
Kurs