Senin, 17 Juni 2024

Butuh Parlemen Modern Untuk Hadapi Pemerintah Saat Ini

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Fahri Hamzah Wakil Ketua DPR RI menilai eksekutif atau pemerintah saat ini mulai cenderung tidak mau dikontrol, sehingga segala kebijakan dan keinginannya diharapkan untuk diikuti oleh DPR RI.

Karena itulah, menurut Fahri sangat penting membangun sistem parlemen modern, parlemen yang sama-sama kuat dengan pemerintah untuk saling kontrol demi terwujudnya rakyat, yang juga modern.

“Parlemen yang modern itu harus didukung dengan parpol yang modern, professional. Hanya saja parpol saat ini tidak dibangun dengan warna ideologi politik yang jelas. Bahkan kalah dengan jebakan survei popularitas seseorang dalam Pilkada dan Pemilu. Jadi, tak ada demokrasi tanpa penguatan parpol,” tegas Fahri Hamzah dalam acara buka puasa bersama dengan wartawan di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (27/6/2016).

Kecenderungan pemerintah yang tidak mau dikontrol tersebut antara lain dalam pembahasan RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty), yang menurut politisi PKS itu justru pembahasannya lebih menekankan keinginan, hasrat, dan bukan akal sehat. Sebab, kalau secara akal sehat, berbahaya dampak dari RUU tersebut.

“Itu memang godaan-godaan dalam berkuasa. Dimana semua keinginannya diikuti, dan itu terjadi di seluruh belahan dunia ini. Sehingga dibutuhkan parlemen yang kuat. Hanya saja tidak mudah meyakinkan masyarakat, karena DPR RI diidentikkan dengan hanya ngomong doang dan banyak korupsi,” ujar dia.

Karena itu kata Fahri, saat ini ada trend pemerintah tidak mau diawasi DPR RI dan sebaliknya menginginkan DPR RI itu mengikuti saja kemauan pemerintah. Bahkan simplisistis pemerintah itu bisa mempengaruhi DPR RI, pers, dan ormas.

“Jadi, kita harus waspada dan memang diperlukan DPR RI yang kuat. Kalau tidak, maka akan muncul kelompok ideologi ultranasionalis. Seperti Donald Trump di Amerika Serikat, partai baru dan lain-lain,” kata Fahri.

Dia mengakui bahwa sistem rekruitmen kader di Parpol selama ini buruk, sehingga melahirkan sistem politik yang juga buruk. Artinya, jika siapa saja dan apalagi memiliki modal, maka bisa menjadi pimpinan parpol.

“Kalau parpol sudah menghalalkan segala cara, maka akan melahirkan oligarki, dan oligarki masuk ke DPR RI,” ujar dia. (faz/rst)

Berita Terkait

..
Surabaya
Senin, 17 Juni 2024
30o
Kurs