Jumat, 26 April 2024

Soliditas Internal Partai Golkar Modal Penting untuk Mengusung Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Bambang Soesatyo (dasi kuning) bersama Airlangga Hartarto (batik coklat tengah) saat di ruang fraksi Partai Golkar, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/1/2018). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Firman Noor Peneliti Senior Pusat Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai, kekompakan kader Partai Golkar modal penting untuk menghadapi berbagai dinamika jelang Pemilu 2024.

Menurutnya, Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar memiliki peran besar menjaga stabilitas internal partai berlambang pohon beringin.

“Ikon atau trademark dari Golkar saat ini ya solidaritas internal yang bagus. Selain juga pendekatan Airlangga, terutama pandangan dari pendukung, cukup baik dan membuat gebrakan internal yang baik dan juga komunikasi yang lebih intens,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (29/7/2022).

Sebelumnya, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) melaporkan Haris Pratama kader Golkar ke Bareskrim Polri atas ujaran kebencian pada Airlangga Hartarto.

Para kader muda maupun senior, berupaya menjaga marwah Ketum mereka. Belajar dari pengalaman yang lampau, konflik dalam tubuh partai sebaiknya dihindari.

Setiap partai politik harus kompak jelang pendaftaran peserta Pemilu 2024.

“Secara internal, Airlangga sukses memastikan orang-orangnya menduduki posisi kunci. Sehingga, solidaritas partai lebih terjamin,” kata Firman.

Sejumlah kader muda yang gigih membela Airlangga, di antaranya Erwin Aksa Waketum dan Jerry Sambuaga Ketua AMPI. Organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan AMPI juga mendukung Airlangga.

“Karena Golkar ini yang saya pahami naluri rekrutmen politisi muda banyak, entah dari sumber HMI atau yang lain. Mereka punya cukup stok politisi muda,” tutur Firman.

Sebelumnya, Waketum Partai Golkar mengirimkan tim-tim kecil di seluruh Indonesia untuk melakukan Training of Trainer (ToT) Elektronik Kartu Tanda Anggota (EKTA).

Mereka juga memperluas pengenalan masyarakat dan sosialisasi Airlangga untuk mulai melakukan ToT EKTA Partai Golkar dalam skala besar dengan mengadakan ToT seribu orang per titik.

Sistem canvassing dan ToT itu merupakan metode modern yang dikombinasikan dengan Teknologi Elektronik KTA Partai Golkar.

Langkah tersebut dilakukan secara terus menerus dan menyeluruh di seluruh Indonesia, tingkat kabupaten/kota sampai dengan ke desa-desa atau kelurahan, guna memberi dampak positif bagi Capres Airlangga Hartarto dan Partai Golkar.

Menanggapi hal itu, Firman mengingatkan jangan sampai melanggar aturan kampanye.

“Harus dilihat dari konteks, kalau kampanye belum waktunya, dan mereka belum punya hak sebagai peserta Pemilu. Saya kira diamati dengan baik jangan sampai ada upaya melakukan curi start. Kalau perkenalan atau kegiatan sosial itu boleh,” tandasnya.

Sementara itu, Ari Nurcahyo Direktur Eksekutif Para Syndicate menilai Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) potensial.

“Airlangga Hartarto menteri berprestasi, ketum partai besar, beliau capres potensial,” ucapnya.

Menurut Ari, Airlangga masih mempunyai waktu untuk menaikkan elektabiliatas jelang Pilpres 2024. Yang dibutuhkan adalah strategi jitu untuk mengkampanyekan Airlangga.

“Masih ada waktu untuk menaikkan elektabilitas dengan strategi jitu yang pas. Hanya perlu strategi khusus untuk mengkampanyekan Airlangga Hartarto,” tambahnya.

Dia menambahkan, Golkar mempunyai sumber daya untuk mendongkrak elektabilitas Airlangga. Sayangnya, sumber daya itu masih belum digunakan secara maksimal.

“Di Golkar banyak orang pintar untuk mengolah itu, yang selama ini kurang diberdayakan,” tambahnya.

Selain itu, potensi Airlangga juga didukung oleh kendaraan politik besar bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Airlangga dan Golkar menjadi motor penggerak dalam koalisi tersebut.

“Sebagai partai terbesar di KIB, Airlangga Hartarto bersama Golkar adalah lokomotif di KIB,” tegasnya.

Senada, Aditya Perdana Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) mengungkapkan Airlangga selaku Ketua Umum Partai Golkar memiliki kelayakan untuk maju sebagai calon presiden.

“Saya pikir setiap ketua umum partai memiliki kelayakan dan kepantasan sebagai calon presiden,” terangnya.

Penilaian itu didasarkan pada struktur organisasi yang dimiliki partai politik. Struktur itu berjenjang dari tingkat bawah sampai pusat.

“Alasannya, partai adalah organisasi yang memiliki cabang yang bertingkat dari desa, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi,” ungkapnya.

Hal itulah yang membuat seorang ketua umum partai politik mempunyai peluang besar untuk mengkampanyekan dirinya, termasuk menjelang Pilpres 2024.

“Seorang ketua umum partai punya peluang yang besar untuk mensosialisasikan partainya, termasuk dirinya sendiri ” pungkas Aditya.(rid/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs