Jumat, 3 Mei 2024

Sebut Hasil Quick Count Sangat Anomali, PDI-P Nyatakan Siaga I

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDIP. Foto : Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menyatakan Siaga I menyikapi hasil quick count dari berbagai lembaga survei, yang sangat anomali (menyimpang atau aneh).

Pernyataan itu, disampaikan Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, dalam sebuah acara di TV Swasta, Rabu (14/2/2024) malam.

Menurut Hasto, pedoman PDI Perjuangan sangat jelas, yakni menunggu proses rekapitulasi suara secara berjenjang dari bawah, yakni Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga tabulasi nasional di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Meski demikian, Hasto menyebut setelah melihat hasil quick count yang sangat anomali, membuat PDI-P menyatakan Siaga I untuk memantau keseluruhan proses Pemilu 2024 dari hulu ke hilir.

“Pedoman kami sangat jelas, kita menuggu proses rekapitulasi secara berjenjang dari bawah, tapi hasil quick count ini membuat kami menyatakan Siaga I untuk melihat kembali keseluruhan proses dari hulu ke hilir,” kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (15/2/2024).

Lebih lanjut Hasto mengungkapkan, PDI-P dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud akan membentuk tim khusus yang terdiri atas para ahli hukum, ahli investigasi, dan forensik untuk menyelidiki ada apa di balik anomali quick count Pilpres dan Pileg 2024.

Dia menjelaskan, anomali quick count juga mengindikasikan adanya exersive shooting (penembakan berlebihan) dari berbagai operasi gabungan, mulai dari hulu ke hilir. Sehingga, menciptakan suatu hasil yang sangat anomali.

Hasto mengungkapkan, jauh sebelum pelaksanaan pemungutan suara, PDI-P telah menandai adanya desain dari hulu ke hilir dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

Dari hulu ditandai dengan merancang atau merekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK). Di tengahnya, terjadi berbagai intimidasi yang masif, terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang menjadi kantong suara PDI Perjuangan.

Lalu di hilir, lanjut Hasto, ada banyak hal yang mencurigakan, salah satunya website dari KPU beberapa kali shutdown, termasuk pada sistem kalkulasi suara dari KPU.

Itu sebabnya, ketika hasil quick count menunjukkan gap suara yang sangat jauh antara Prabowo-Gibran paslon 2, dengan Anies-muhaimin paslon 1, dan Ganjar-Mahfud paslon 3. PDI Perjuangan menilai ada yang aneh.

Apalagi jika melihat gerakan relawan dan kader PDI perjuangan, animo masyarakat ketika kampanye dilakukan, dan masifnya dukungan kelompok pro-demokrasi dan kalangan perguruan tinggi yang mendukung paslon 3.

“Makanya sangat anomali hasilnya (quick count), terlihat aneh karena gap-nya jauh sekali. Bahkan Pak Rosan Roeslani (Ketua TKN Prabowo-Gibran) sendiri mengatakan kaget dengan hasil quick count,” ungkap Hasto.

Dia menambahkan, berbagai pelanggaran dan rekayasa dari hulu ke hilir, PDI-P memperkirakan sedang terjadi exersive shooting seperti pada masa Orba di tahun 1997.

“Ini seperti sedang terjadi exersive shooting, sehingga berbagai operasi gabungan dari hulu ke hilir, akhirnya menciptakan suatu hasil yang sangat anomali,” pungkas Hasto. (azw/bil/faz)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
31o
Kurs