Kamis, 18 April 2024

Indonesia Jadi Market Focus Country di London Book Fair 2019

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Perwakilan Kemendikbud dalam Market Focus Country pada London Book Fair (LBF) 2019. Foto: Istimewa

Setelah sukses menjadi tamu kehormatan (guest of honour) di Frankfurt Book Fair 2015, Indonesia kembali mendapatkan kepercayaan menjadi Market Focus Country pada London Book Fair (LBF) 2019.

Total sekitar 100 anggota delegasi dari Indonesia akan berangkat ke London Book Fair 2019 yang berlangsung di Olympia, Kensington, London pada 12-14 Maret 2019. Paviliun Indonesia akan hadir di pameran buku terbesar kedua di dunia itu dengan mengusung tema “17,000 Islands of Imagination”.

Hilmar Farid Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan yang mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, keikutsertaan Indonesia pada LBF 2019, tidak hanya dilihat sebagai sebuah langkah yang menunjang kepentingan bisnis semata. Namun, perlu dipandang sebagai upaya aktif Indonesia dalam diplomasi budaya dengan menampilkan karya-karya intelektual di ajang bergengsi yang diikuti lebih dari 25 ribu peserta dari 135 negara di dunia.‎

“Diplomasi kultural kita bukan sekadar memperkenalkan bentuk kesenian dan kebudayaan yang ada. Tetapi mulai secara strategis melihat kesempatan yang tersedia untuk pengembangan dengan semangat kolaborasi,” ujar Hilmar dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Keikutsertaan Indonesia sebagai Market Fokus Country di LBF 2019 ini menjadi jendela kesempatan untuk berkolaborasi dan membidik pasar global.

“Kalau interaksi ini semakin intens, maka semakin banyak produk akan muncul. Dan itu jalan kita untuk semakin memperkuat posisi Indonesia di mata dunia,” kata Hilmar.

Moazzam Malik Duta Besar (Dubes) Kerajaan Inggris untuk Indonesia, The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), dan Timor Leste mengungkapkan bahwa momen keikutsertaan Indonesia sebagai Market Focus Country pada LBF 2019 merupakan salah satu kegiatan utama untuk saling merayakan 70 tahun hubungan diplomatik yang terjalin di antara kedua negara. Inggris dan Indonesia terus berupaya mempererat hubungannya yang salah satunya diwujudkan melalui hubungan dagang di sektor industri kreatif.

Bagi Dubes Malik, Indonesia memberikan inspirasi mengenai kekayaan budaya, potensi ekonomi, pluralisme, dan demokrasi Indonesia.

“London Book Fair adalah kesempatan, mungkin yang paling pas, untuk mempromosikan kesadaran mengenai Indonesia sebagai negara yang memiliki peran yang penting bagi kita semua,” kata Malik.

Perwakilan pemerintah Indonesia akan menampilkan 450 judul buku yang akan mengisi gerai Indonesia di pameran buku yang sudah digelar sejak tahun 1971 itu.

Triawan Munaf Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam mendorong pengembangan usaha penerbitan dan berbagai sektor industri kreatif di masa mendatang.

Usaha penerbitan, menurut Kepala Bekraf, menempati urutan kelima setelah kuliner (41,69%), fesyen (18,15%), kerajinan tangan (15,70%), dan televisi & radio/penyiaran (778%) dalam kontribusinya pada Produk Domestik Bruto (PDB).

“Pemerintah ingin literatur Indonesia juga bisa digemari di dunia. Sekaligus kita ingin memperkenalkan dan meningkatkan semangat dan minat orang-orang di luar untuk datang berkunjung dan mencintai Indonesia,” kata Triawan.

Tidak hanya menampilkan subsektor penerbitan, tetapi pemerintah juga menghadirkan juga subsektor industri kreatif lainnya, yaitu kuliner, fesyen, film, seni pertunjukan, komik, eksibisi arsitektur dan desain grafis, ilustrasi, boardgames, dan animasi. Dengan seluruh subsektor tersebut, panitia telah merancang total 120 acara yang berlangsung tidak hanya di Olympia, tetapi juga di berbagai lokasi di seluruh kota London.

Untuk mendukung target penjualan hak cipta konten penerbitan di London Book Fair 2019 ini, salah satu program yang disusun oleh panitia dan British Council sebagai mitra London Book Fair bagi negara-negara market focus adalah memilih 12 penulis Indonesia untuk tampil di sejumlah acara di London yang bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan literasi Indonesia.

Keduabelas penulis yang mewakili beragam kategori buku itu (fiksi, nonfiksi, buku anak, dan komik) adalah Agustinus Wibowo, Clara Ng, Dewi Lestari, Faisal Oddang, Intan Paramaditha, Laksmi Pamuntjak, Leila S. Chudori, Nirwan Dewanto, Norman Erikson Pasaribu, Reda Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, dan Sheila Rooswitha Putri. Adapun Seno Gumira Ajidarma telah dinobatkan sebagai Author of the Day untuk London Book Fair 2019.

“Pada saat kita mengadakan diskusi, publik Inggris tertarik untuk menghadiri dan mendengar. Artinya penulis-penulis tersebut paling tidak sudah memiliki buku dalam bahasa Inggris untuk didiskusikan. Kemudian yang kedua adalah diversity. Bahwa kita membawa tidak hanya senior authors tetapi juga emerging writers, dengan keterwakilan genre yang beragam. Lalu, tentunya kesediaan mereka untuk tampil, bicara, dan mendiskusikan bukunya,” jelas Laura Prinsloo, Ketua Harian Panitia Pelaksana Kegiatan Indonesia Market Focus untuk LBF 2019.

Selain itu, dijadwalkan turut tampil sejumlah penulis dan seniman Indonesia di London Book Fair. Di antaranya Goenawan Mohamad, Haidar Bagir, Avianti Armand, Mikael Johani, Marchella FP, Yusi Avianto Pareanom, Hanafi, Bara Pattiradjawane, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Djenar Maesa Ayu, Debby Loekito, Faza Meonk, Herdiana Hakim, Andik Prayogo, dan Eva Y. Nukman. (faz/tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
33o
Kurs