Jumat, 19 April 2024

Film “YUNI” Raih Platform Prize di Festival Film Internasional Toronto 2021

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
poster-film-yuni Poster film "YUNI". Foto: instagram/kamilandini

Film “YUNI” dari sutradara Kamila Andini meraih penghargaan Platform Prize Toronto International Film Festival 2021, Minggu (19/9/2021).

Melalui akun Instagram resmi festival @tiff_net, juri mengatakan mereka tersentuh dengan film yang memberikan perspektif baru dan intim dari kisah remaja yang ditandai struktur subtil, framing halus, dan sinematografi luar biasa.

Kamila Andini sempat menyampaikan pidato kemenangan saat menerima Platform Prize Toronto International Film Festival 2021, seperti dikutip dari Instagram produser Ifa Isfansyah sang suami.

“Saya ingat ketika pertama kali saya di sini membawa film pendek tahun 2015. Dan ini tahun ketiga membawa film ke dalam sinema dan TIFF, jadi rasanya tak bisa dipercaya,” kata Kamila.

“Saya sulit mempercayainya. Tapi saya kira saya melihat ini sebagai harapan. Ini untuk suara-suara perempuan di Indonesia yang belum didengar. Ini untuk setiap perempuan di Indonesia dan dunia yang telah berjuang, bertarung bertahun-tahun, menemukan, berusaha menemukan kebebasan mereka,” ujar Kamila, seperti dilansir Antara, Minggu (19/9/2021).

Dia juga berterima kasih kepada semua kru, pemeran, produser, rekan dan semua orang yang mendukungnya untuk terus mendobrak batasan.

“Ini bukan cuma kemenangan Indonesia, ini kemenangan Asia Tenggara. Terima kasih!” kata Kamila dalam pidato kemenangan berbahasa Inggris.

Film “YUNI” berkisah tentang Yuni, seorang gadis remaja cerdas dengan impian besar untuk kuliah.

Ketika dua pria yang hampir tidak dikenalnya datang melamar, dia menolak lamaran mereka.

Penolakan itu memicu gosip tentang mitos bahwa seorang perempuan yang menolak tiga lamaran tidak akan pernah menikah.

Tekanan semakin meningkat ketika pria ketiga melamarnya, dan Yuni harus memilih percaya mitos atau mengejar impian?

Film YUNI diperankan Arawinda Kirana, Kevin Ardilova, Dimas Aditya, Marissa Anita, Asmara Abigail, Muhammad Khan, Nazla Thoyib, Neneng Risma, Vania Aurell, Boah Sartika, Anne Yasmin, Toto ST. Radik, Mian Tiara, Ayu Laksmi, dan Sekar Sari.

Film tentang pernikahan remaja ini bermula dari cerita asisten rumah tangga Kamila Andini yang pamit pulang kampung karena harus menemani anaknya.

Ternyata anak sang asisten rumah tangga yang baru berusia 17 tahun akan melahirkan. Dia gabungkan kisah itu dengan banyak cerita perempuan yang ia pernah dengar dan temui.

Skenario ditulis oleh Kamila bersama Prima Rusdi, diproduseri oleh Ifa Isfansyah.

Film itu diproduksi oleh Fourcolours Films bekerja sama dengan Akanga Film Asia (Singapura) dan Manny Films (Perancis).

Produksi film ini mendapatkan dukungan pendanaan dari sejumlah pihak. Salah satunya dari Aide Aux Cinémas Du Monde CNC Perancis.

Dukungan dana juga datang dari Infocomm Media Development Authority Singapura, Visions Sud Est Swiss, Program Pendukungan Film Indonesia untuk Distribusi Internasional Direktorat PMMB Kemendikbud Ristek Republik Indonesia, MPA APSA Academy Film Fund Australia, dan Purin Pictures Thailand.

Persiapan film ini dimulai sejak 2017 silam dan pengambilan gambarnya rampung di awal 2020 di Serang, Banten, tidak lama sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

Menurut Kamila, judul film ini terinspirasi dari salah satu puisi terkenal karya Sapardi Djoko Damono berjudul “Hujan di Bulan Juni”. Hujan yang jatuh di musim yang tidak tepat.

“Saya membangun karakter Yuni sebagai seorang remaja yang dipaksa dewasa tidak pada waktunya. Seorang remaja yang penuh mimpi, dengan media sosial saat ini yang menunjukkan dunia ada di genggamannya, tetapi harus menghadapi lamaran dan menikah,” kata Kamila.

“Saya mendengar begitu banyak cerita tentang gadis remaja yang punya potensi dan prestasi tapi harus gagal karena pernikahan, dan saya merasa perlu untuk membicarakan isu ini,” lanjut Kamila.

“YUNI” adalah film ketiga Kamila Andini yang berkompetisi di TIFF setelah film pendeknya berjudul “Sendiri Diana Sendiri (Following Diana)” yang berkompetisi di program Short Cuts pada 2015 silam.

Tidak hanya itu, sebelumnya Kamila juga telah menggarap film panjang keduanya yang berjudul “Sekala Niskala (The Seen and Unseen)” di program Platform pada 2017 lalu.(ant/ftr/den/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs