Senin, 29 April 2024

PANDI Akan Dirikan Museum Aksara Nusantara

Laporan oleh Chusnul Mubasyirin
Bagikan
Ilustrasi, Digitalisasi aksara Jawa. Foto: Antara

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) akan mendirikan Museum Aksara Nusantara, sebagai sumber informasi mengenai perkembangan aksara-aksara kuno Indonesia, termasuk artefak-artefak.

“Untuk memperkenalkan makna yang terkandung dalam sebuah aksara, PANDI dan seluruh teman pegiat aksara Nusantara sedang merancang Museum Aksara Nusantara,” kata Heru Nugroho Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Kerjasama dan Marketing PANDI.

“Karena itu, kami mengundang Prof. Manu J Widyaseputra dan pakar-pakar teknologi informasi, supaya memberi wejangan apa yang sebaiknya kami lakukan,” jelas Heru dalam pernyataan resminya, dikutip Antara, Rabu (28/4/2021).

Heru juga mengatakan, PANDI melalui kegiatan bertajuk ‘Merajut Indonesia’, tengah mengembangkan digitalisasi aksara Nusantara. Akan tetapi, kegiatan ini tidak sekadar memperkenalkan aksara Nusantara secara instan, sebab digitalisasi hanya mengenal algoritma dan tidak mengenal kharisma apalagi filosofi.

“Kami berharap, kegiatan Merajut Indonesia akan memberi ruang bagi masyarakat untuk mendalami makna dari setiap aksara, menelusuri ragam keadaban yang menjadi jati diri bangsa kita,” kata Heru menambahkan.

Sementara Romo Manu Filolog mengatakan, banyak orang Indonesia tidak tahu peradabannya sendiri. Dalam politik bahasa di Indonesia, bahasa daerah hanya untuk memperkaya bahasa Indonesia.

Sementara itu, bahasa Indonesia yang digunakan saat ini bukan berasal dari bahasa Melayu tingkat tinggi yang dicontohkan oleh para pujangga, melainkan bahasa pasaran.

Romo Manu mencontohkan, naskah-naskah yang ditulis menggunakan Jawa Kuno mengandung banyak sekali informasi, termasuk bidang-bidang teknologi.

“Kalau kita tidak paham bahasa Sanskerta, tidak paham bahasa Jawa Kuno, jangan harap menemukan makna. Data (tentang naskah) banyak sekali, tapi perhatiannya yang kurang,” katanya.

Prof. Eko Indrajit pakar teknologi informasi mengatakan, aksara atau bahasa kuno, seperti Sansekerta, bisa digunakan untuk menciptakan bahasa tingkat tinggi yang efisien dan sistematis, karena bahasa ini kaya akan gramatikal, sehingga bisa menjadi jembatan instruksi manusia dengan mesin (komputer). (ant/cus/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
32o
Kurs