Minggu, 5 Mei 2024

WNI di India Berbagi Pengalamannya Menghadapi Second Wave Covid-19

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi. Para remaja di India yang memakai masker. Foto: Al Jazeera

Pangky Saputra Consul for Economic Affairs (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) KJRI Mumbai menguraikan pengalamannya selama bertugas di KJRI lima bulan terakhir kepada Suara Surabaya. 

Melalui sambungan telepon siang hari ini, Selasa (27/4/2021) Pangky membenarkan bila di India sedang mengalami second wave penyebaran Covid-19.

Menurutnya, hingga bulan Februari-Maret 2021 India cukup sukses dalam mitigasi dan manajemen Covid-19, seh

Bahkan menurut data yang dihimpun suarasurabaya.net, Kementerian Informasi dan Penyiaran India mengumumkan akan mengizinkan 100 persen okupansi di bioskop mulai 1 Februari.

Dia menilai, sama seperti yang dilakukan oleh kebanyakan negara, di mana ketika kasus Covid-19 melandai, pemulihan ekonomi menjadi prioritas.

“Kemudian dilakukan relaksasi termasuk transportasi dibuka, kegiatan masyarakat sedikit mulai sedikit dibolehkan, acara keagamaan juga diperbolehkan,” urai Pangky.

Namun kelonggaran ini tidak berlangsung lama. “Sekitar dua minggu.”

Usai angka terkonfirmasi positif Covid-19 di India meningkat hingga menyentuh angka 100.000 sehari, Pemerintah India bergerak cepat dengan melakukan manajemen Covid early warning yaitu swab tes masif hingga 200ribu orang per hari.

Tren peningkatan ini terjadi merata di seluruh negara bagian. Tapi, kata Pangky, angka ini agak menurun pasca diberlakukannya lockdown secara nasional mulai tanggal 13 April sampai 2 Mei mendatang.

Yang diatur dalam lockdown ini di antaranya jam buka toko sembako yang boleh beroperasi hanya dari pukul 07.00-11.00 waktu India di hari biasa. Sedangkan di akhir pekan, pemerintah India menutup total semua pusat perbelanjaan. Kantor pun juga dibatasi, hanya yang bekerja di sektor esensial yang boleh beroperasi, itu pun dengan kapasitas maksimal 10 persen kehadiran.

Semenjak diberlakukan lockdown, kerumunan di India berkurang dan berimbas pada penurunan secara signifikan kasus positif Covid-19.

Kata Pangky, di Mumbai stok oksigen sempat terbatas karena peningkatan kasus yang terjadi. Tapi kemudian direspon pemerintah negara bagian India Maharashtra yang mengeluarkan maklumat kepada sejumlah perusahaan medis agar memfokuskan untuk penanganan Covid-19. Penambahan kapasitas rumah sakit dan tenaga medis, serta menetapkan hanya yang memiliki gejala parah yang dirawat di Rumah Sakit. Sedangkan untuk pasien OTG bisa dirawat di rumah, namun tetap dalam pantauan tim medis.

Dia juga menambahkan, bila dalam satu bangunan apartemen atau di satu desa ada setidaknya lima orang yang positif Covid-19 berdasarkan hasil swab yang dilakukan kepada penduduk tersebut, maka akan langsung dilakukan penyegelan.

Dalam kesempatan ini pula Pangky mengingatkan agar tidak terjadi sentimen anti India seiring dengan kebijakan pembatasan masuknya WN asing yang datang dari India.

“Saat ini sedang pembatasan WN asing yang datang dari India kaitannya untuk mitigasi, namun bukan berarti hal tersebut membuat sentimen anti India. Ini yang kita tahan, sedang pandemi WNA yang datang dari India dibatasi,” terang Pangky.(dfn)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
24o
Kurs