Sabtu, 20 April 2024

Minimnya Media Dinilai Jadi Permasalahan Sineas Muda Untuk Berkarya

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Mathias Muchus, aktor dan seniman senior Indonesia. Foto: Antara

Potensi dan ekosistem perfilman di Indonesia dinilai sangat besar. Meski demikian, minimnya media dan sarana untuk mengembangkan bakat para sineas di Tanah Air masih harus menjadi perhatian.

Berbeda pendapat dengan Joko Anwar Sutradara Kawakan yang menyebut Indonesia kurang akan talenta berkualitas, Mathias Muchus aktor dan seniman senior asal Indonesia pada Radio Suara Surabaya, Rabu (30/3/2022) mengatakan, kebanyakan sineas muda saat ini lebih sering merambah perfilman indie sehingga jarang tersentuh layar lebar.

“Indie ini kan kembang kempis karena jarang tersentuh oleh industri. Kalau memang pemerintah jeli melalui bidang kebudayaan atau parekraf, mungkin bisa merangkul dan memediasi agar mereka bisa naik ke ranah layar lebar. Bisa juga dibikinkan kompetisi rutin setahun dua kali,” katanya.

Sementara untuk industri theater yang dinilai banyak melahirkan aktor dan sineas baru, Bang Muchus sapaan akrab Mathias Muchus menjelaskan, terdapat perbedaan disiplin yang besar.

“Kalau Theater lebih manual, kalau latihan tiga bulan ya harus tiga bulan. Nah jaman sekarang yang sedikit-sedikit harus keluar duit untuk sewa ini dan itu pasti sulit. Kalau film karena sudah ada industri dan bisnisnya sejak lama, jadi ada yang bisa backup,” terangnya.

Pemain theater saat ini juga banyak yang lebih memilih untuk hijrah ke dunia perfilman, seiring dengan perkembangan zaman.

Semua elemen perfilman meliputi aktor, sutradara, produser, penulis skenario, kameramen dan sebagainya harus dimanfaatkan oleh para sineas muda, sehingga tidak terfokus ke satu profesi saja.

“Semua harus dijamah yah, mungkin yang susah itu kalau anak muda jadi produser yang butuh uang banyak. Tapi beda lagi kalau yang punya uang banyak mungkin bisa ya,” canda Muchus.

Terkait dengan film yang muncul di era modern saat ini, aktor berusia 65 tahun tersebut mengaku sangat bangga. Muchus bahkan menilai saat ini film sudah tidak terpaku dengan hal yang dianggap populer dan mencoba satu hal yang baru.

“Dulu rata-rata film dibuat selalu ngekor ke hal yang populer. Tapi sekarang kayanya ngga juga yah, menurut saya para sineas khususnya sutradara juga lebih terbuka untuk bikin sesuatu yang baru,” pungkas Muchus. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
32o
Kurs