Kamis, 25 April 2024

Satgas PPKS Unair Tegaskan Catcalling Termasuk Pelecehan Seksual

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi perilaku catcalling. Foto: Pixabay

Myrtati Dyah Artaria Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Airlangga (Unair) menegaskan, catcalling merupakan pelecehan seksual di ruang publik dengan memberikan kata-kata tidak senonoh kepada kobran.

Tetapi saat ini, ia menyatakan masih banyak orang yang sulit membedakan antara catcalling dan bukan. Sehingga menurutnya masih ada yang menganggap bahwa kata-kata godaan atau panggilan terhadap fisik merupakan sapaan keakraban.

Catcalling sendiri dapat berupa kata-kata, decakan, atau suitan, yang mana hal-hal tersebut bernuansa seksual, jadi ekspresinya bisa verbal maupun non-verbal,” kata Myrtati dalam keterangan yang diterima, pada Kamis (4/5/2023).

Ia mengatakan, saat ini banyak juga orang yang melakukan catcalling, tetapi bersembunyi di balik kata bercanda dan dianggap sebagai hal yang kecil, yang mana terjadi juga di media sosial.

Padahal menurutnya, perlakuan tersebut dapat menyakiti hati korban dan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Bahkan menurutnya, ketika kasus catcalling dibawa ke ranah hukum, banyak pelaku yang menjelaskan bahwa semua yang mereka lakukan semata-mata hanya candaan.

“Mereka lupa bahwa candaan tersebut dapat menyebabkan orang lain tersinggung. Orang-orang yang sering bersembunyi di balik kata bercanda sebaiknya jangan menggunakan hal-hal bersifat seksual, karena kata-kata yang mereka lontarkan mengandung unsur sensitif dan tentunya tidak semua orang dapat menerima hal itu,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan, catcalling dan candaan merupakan dua hal yang berbeda.

“Cara membedakan catcalling termasuk pelecehan atau candaan? Itu adalah persepsi masing-masing. Jadi sebaiknya semua menghindari melakukan catcalling. Karena meskipun dalam candaan, hal itu dapat membuat orang lain merasa direndahkan,” tegasnya/

Ia juga menegaskan, bahwa dalam catcalling juga tidak ada batasan-batasan tertentu.

“Masih saja di luar sana orang-orang membuat dan mengelompokkan batasan catcalling menurut masing-masing perspektif. Catcalling tidak memiliki batasan sehingga tidak boleh ada negosiasi di dalamnya,” tegasnya.

Menghindari catcalling menurutnya adalah hal yang penting agar ke depan tidak ada lagi yang dengan sengaja menyakiti psikis orang lain dengan melecehkan.

“Jangan lagi melakukan candaan bernuansa seksual. Karena masing-masing individu punya pengalaman hidup berbeda-beda. Mungkin juga ada trauma pada masa lalu sehingga kita tidak pernah tau apa akibat dari candaan kita terhadap orang lain,” pungkasnya.(ris/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
27o
Kurs