Sabtu, 27 April 2024

Telegram Dapatkan Modal Segar 330 Juta Dolar Lewat Penjualan Obligasi

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Aplikasi media sosial Telegram. Foto: freepik

Pavel Durov pendiri dan CEO Telegram mengatakan di channel-nya pada Selasa (19/3/2024) hari ini bahwa perusahaan itu telah mendapatkan investasi sebesar 330 juta dolar AS melalui penjualan obligasi pekan lalu.

Durov mengatakan, penawaran obligasi ini mengalami kelebihan permintaan dengan persyaratan yang menguntungkan perusahaan.

“Penawaran obligasi ini kelebihan permintaan, dan kami sangat senang mendapatkan dana global berkaliber tinggi dengan reputasi sempurna sebagai partisipan. Persyaratan obligasi (jika disesuaikan dengan suku bunga Federal Reserve) adalah yang paling menguntungkan bagi Telegram dalam sejarah perusahaan kami,” ujarnya dilansir Techcrunch.

Meskipun ia tidak menyebutkan nama institusi yang berinvestasi di platform ini, ia mengatakan bahwa institusi keuangan global menghargai pertumbuhan perusahaan.

Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times minggu lalu, Durov mengatakan bahwa perusahaan ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan tahun depan. Ia juga menyebutkan bahwa Telegram sedang menjajaki opsi untuk go public.

“Alasan utama mengapa kami mulai memonetisasi adalah karena kami ingin tetap independen. Secara umum, kami melihat nilai dalam Initial Public Offering sebagai sarana untuk mendemokratisasi akses ke nilai Telegram,” katanya.

Sumber-sumber yang mengetahui tentang kesepakatan ini mengatakan kepada bahwa imbal hasil obligasi saat ini adalah 7,7 persen. Jatuh tempo obligasi ini adalah 2026 atau saat Telegram go public. Obligasi ini diterbitkan dengan harga 91 dolar AS naik dari 78 dolar AS pada penerbitan terakhir.

Aplikasi chatting yang memiliki lebih dari 900 juta pengguna ini, telah menerbitkan obligasi senilai $210 juta tahun lalu.

Perusahaan yang berkantor pusat di Dubai ini, telah memperkenalkan cara-cara baru untuk mendapatkan pendapatan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk melalui iklan, penjualan nama pengguna di blockchain, dan langganan premium.

Pada awal bulan ini, Telegram mengumumkan bahwa pengguna dapat mengubah akun mereka menjadi akun bisnis dengan berlangganan. (azw/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
33o
Kurs