Jumat, 19 April 2024

Ikut Workshop Foto Unicef, Berasa Ketemu Keluarga Baru

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Ryan Anri Ilyas (kaos hitam) kawan muda suara surabaya batch 2 usia workshop fotografi gelaran Unicef. Foto: Istimewa

Ikutan workshop foto yang digelar Unicef, bagi Ryan Amri Ilyas kawan muda Suara Surabaya batch 2 serasa bertemu keluarga baru. Karena workshop digelar menyenangkan tak ubahnya belajar bersama keluarga.

Perasaan senang bukan kepalang memenuhi benak Ryan Amri Ilyas siswa SMAN 19 Surabaya yang mendapat kabar bahwa dirinya terpilih sebagai satu diantara peserta workshop fotografi yang digelar Unicef, dengan menghadirkan pemateri Giacomo Pirozzi.

“Senang bukan kepalang!!! Senang pokoke!! Ditelpon panitia workshop fotografi untuk pelajar di Kota Surabaya. Apalagi yang bikin acara workshop Unicef. Waaah surprise banget!!! Mewakili Suara Surabaya Muda, sekaligus mewakili sekolah. Senang tapi kepikiran juga kepikiran,” ujar Ryan diringi tawanya.

Kegembiraan Ryan semakin lengkap manakala mengetahui bahwa pemateri workshop adalah seorang fotografer internasional yang karya-karyanya sudah mendunia dan dapat dibayangkan betapa berharga dan bermanfaatnya workshop itu bagi dirinya yang juga suka fotografi tersebut.

“Aku searching di Google, dan ternyata nama Giacomo Pirozzi adalah fotografer kelas dunia yang memang sangat dikenal masyarakat dunia. Waaaah tambah seneng aku!!!. pengennya cepet-cepet ikutan workshop,” kata Ryan.

Pada hari yang sudah dijadwalkan, Ryan berangkat menuju Siola tempat digelarnya workshop fotografi yang digelar Unicef bersama dengan pemerintah Kota Surabaya dikhususkan bagi pelajar setingkat SD, SMP dan SMA di Kota Surabaya.

Setelah melengkapi administrasi, Ryan melihat orang-orang baru didalam satu diantara ruangan tempat wokrhsop mulai berdatangan. Saat workshop dimulai, dan Giacomo Pirozzi fotografer internasional diperkenalkan pada peserta, satu persatu peserta dijabat tangannya sambil mengucap hallo.

Menggunakan Bahasa Inggris, Giacomo berkisah pengalaman-pengalamannya saat melakukan tugas pemotretan berbagai peristiwa di berbagai negara di dunia. Dimulai saat menjadi wartawan foto dan melakukan peliputan hingga kemudian secara khusus menjadi bagian dari organisasi dunia dibawah PBB yaitu Unicef.

Masing-masing peserta menggunakan headset interpreter sehingga memudahkan bagi para peserta workshop memahami apa yang disampaikan Giacomo.

“Memotret berbagai peristiwa, diberbagai negara belahan dunia sangat mengasyikkan, dan menemui berbagai hal baru. Mulai dari budaya, tradisi atau justru hal-hal yang tragis dan menyedihkan, terang Giacomo waktu itu,” kata Ryan.

Sesekali saat bercerita, Giacomo bertanya pada peserta: menurutmu bagaimana?? lalu peserta menjawab pertanyaan itu. “Dan yang menarik, Giacomo memaksa kami menjawab dalam Bahasa Inggris. Itu yang menarik menurutku. Workshop fotografi sambil belajar bahasa Inggris,” lanjut Ryan.

Yang lebih menyenangkan lagi, tambah Ryan, saat menjelaskan bagaimana mengambil angle memotret mislanya, Giacomo langsung mengajak peserta mencoba. Dan peserta secara tidak langsung saling berdiskusi untuk menterjemahkan penjelasan sang instruktur tersebut.

“Para peserta yang memang pelajar, akhirnya saling berkomunikasi dan masing-masing saling membantu saat mencoba mempraktekkan penjelasan Giacomo. Kita saling mendukung dan membantu. Selama hampir seminggu berkumpul peserta jadi seperti keluarga, dan aku merasa bertemu keluarga baru,” ujar Ryan tersenyum.

Giacomo tak jarang ikut berbincang dan ngobrol bersama peserta workshop saat break makan siang atau sebelum mengakhiri sesi workshopnya. Kepada peserta workshop, Giacomo mengajak berbincang dan memaksa tiap peserta mau berbahasa Inggris.

Karena para peserta sudha saling kenal dan akrab maka tiap kali Giacomo bertanya, maka seluruh peserta mencoba menjawab dan saling menambah jawaban yang sudah disampaikan oleh satu diantara peserta. Saling mendukung dengan jawaban masing-masing.

Peserta workshop justru saling support dan akrab. Itu semakin terbukti ketika panitia mengumukan foto terbaik dari karya para peserta. “Justru yang tidak berhasil memenangkan penilaian, memberikan selamat pada peserta terbaik. Tidak ada rasa kecewa,” tegas Ryan.

Bagi Ryan pribadi meskipun karyanya tidak terpilih sebagai yang terbaik dan dipamerkan di Jerman, tetapi pengalaman mengikuti workshop fotografi dengan pemateri Giacomo Pirozzi fotografer internasional, gelaran Unicef ditambah keakraban dengan seluruh peserta, rasanya sangat mahal dan penting bagi pengalaman hidup.

“Ketemu keluarga baru, akrab, saling support, dan belajar langsung dari Giacomo Pirozzi tentang fotografi adalah pengalaman luar biasa. Mungkin tidak semua pelajar bisa merasakan pengalaman ini. Jadi kepengen lagi,” pungkas Ryan.(ryan/tok)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
26o
Kurs