Jumat, 3 Mei 2024
Dua Pengelolaan Limbah B3 di Jawa Timur Beroperasi Awal Tahun Depan

Inggris Investasi Rp500 Miliar di Mojokerto, Jepang di Lamongan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Penandatanganan nota kesepahaman PT Jatim Grha Utama (PT JGU) Badan Usaha Milik Daerah di Provinsi Jawa Timur bersama Serba Dinamik Internasional Ltd (SDI Ltd), perusahaan asal Inggris. Foto: Denza suarasurabaya.net

Serba Dinamik Internasional Ltd (SDI Ltd), perusahaan asal Inggris, berinvestasi dalam pembangunan pusat pengolahan limbah industri dan bahan beracun dan berbahaya (B3) di Mojokerto.

Perwakilan SDI Ltd sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama PT Jatim Grha Utama (PT JGU) Badan Usaha Milik Daerah di Provinsi Jawa Timur. Tahap awal, SDI diperkirakan investasi Rp500 miliar.

“SDI dari UK (United Kingdom/Inggris), di tahap awal ini sebelum investasi, kan, mesti melakukan kajian lebih detail. Secara teknis, bisnis, dan finansial,” kata Mirza Muttaqien Direktur Utama PT JGU.

PT JGU adalah BUMD Jatim yang dapat tugas mengerjakan pembangunan pengelolaan limbah B3 di Dawarblandong, Mojokerto oleh pemerintahan Soekarwo Gubernur Jatim sebelumnya.

Mirza mengatakan, selain APBD yang sudah dikeluarkan untuk pembebasan lahan di Desa Cendoro, Dawarblandong, Mojokerto, nantinya Pemprov Jatim tidak perlu lagi mengeluarkan duit.

“Sepenuhnya pembangunan akan dibiayai investasi dari SDI. Tahap pertama nanti, minimal Rp500 miliar. Tapi akan berkembang sampai angka 1 triliunan,” ujarnya.

Fasilitas pengolahan B3 ini butuh lahan seluas 57 hektare. Sudah sebagian dari kebutuhan lahan milik Perhutani yang sudah terbebaskan. Kata Mirza, sudah cukup untuk pembangunan tahap awal.

Fasilitas pengelolaan limbah B3 di Mojokerto, kata Mirza, akan lebih kompleks dari pengolahan limbah yang ada di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Setidaknya ada tiga jenis limbah yang akan diolah.

“Awal nanti yang dibangun untuk limbah medis, kedua nanti mungkin untuk oil and gas. Berikutnya nanti lebih pada pengolahan municipal waste, untuk sampah perkotaan,” katanya.

Sementara, kata dia, pengolahan limbah di Cileungsi itu lebih banyak pada secure landfill atau sanitary landfill. Tipe pengolahan limbah seperti itu seperti yang akan dibangun di Lamongan.

PT JGU juga terlibat dalam pembangunan proyek di Kecamatan Brondong, Lamongan itu. Tapi sebatas rekanan atau partner bersama Aneka Usaha Lamongan Jaya Perusahaan Daerah.

Pemeran utamanya tetap PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) Dowa. Dowa Eco System Co Ltd, perusahaan asal Jepang pengelola fasilitas di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat tetap menjadi investor utama untuk fasilitas di Lamongan itu.

“Jadi, nanti antara Mojokerto dan Lamongan akan saling mendukung. Investasinya kurang lebih sama, tahap awal nanti Dowa akan investasi minimal Rp500 miliar. Bisa meningkat sampai Rp1 triliun.” katanya.


Penandatanganan nota kesepahaman PT Jatim Grha Utama (PT JGU) Badan Usaha Milik Daerah di Provinsi Jawa Timur bersama Dowa Eco System Co Ltd, perusahaan asal Jepang. Foto: Denza suarasurabaya.net

Saat ini, kedua fasilitas ini masih menunggu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Izin Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sembari menunggu, para investor, terutama SDI Ltd asal Inggris masih akan melakukan kajian mendetail selama enam sampai sembilan bulan ke depan. “Harapannya, di awal tahun depan sudah ada (fasilitas) yang bisa beroperasi,” kata Mirza.

Keberadaan dua fasilitas pengolahan limbah B3 di Jawa Timur ini nantinya menjadi fasilitas baru setelah 25 tahun Indonesia hanya memiliki fasilitas itu di Cileungsi, Bogor.

Dengan adanya fasilitas di Lamongan dan Mojokerto, ongkosnya menjadi lebih murah. “Otomatis, daya dukung untuk industri semakin meningkat, investasi juga semakin meningkat,” ujarnya.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
28o
Kurs