Minggu, 28 April 2024

Menperin: Kontribusi Industri Manufaktur Indonesia Peringkat Kelima Dunia

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian dalam Seminar Nasional Pengembangan UMKM dan Workshop Menembus Pasar Digital di Sheraton Ballroom, Surabaya, Kamis (7/2/2019). Foto: Anggi suarasurabaya.net

Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian mengatakan, kontribusi manufaktur Indonesia terhadap pendapatan domestik bruto menempati peringkat kelima di dunia. Merujuk pada data World Bank Tahun 2017, Indonesia mampu menyumbang sebesar 20,5 persen.

“Empat negara lainnya adalah Tiongkok 28,8 persen, Korea 27 persen, Jepang 21 persen, dan Jerman 20,6 persen. Berbeda tipis dengan Indonesia yaitu 20,5 persen,” kata Airlangga dalam Seminar Nasional Pengembangan UMKM dan Workshop Menembus Pasar Digital di Sheraton Ballroom, Surabaya, Kamis (7/2/2019) dalam rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional 2019.

Airlangga menyebutkan, Produk Domestik Bruto (PDB) dalam industri UMKM kemasyarakatan non migas, pada periode 2015-2018 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Kinerja rataan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2015-2018 mencapai 4,87 persen.

Pada 2018, nilai PDB industri nonmigas sebesar Rp2.555,8 triliun, dan nilai ini meningkat setiap tahunnya. Distribusi rataan industri dengan pertumbuhan tertinggi adalah makanan dan minuman pada angka 8,71 persen.

Sementara industri yang dinilai masih belum optimal adalah industri tekstil dan pakaian jadi yaitu sekitar 1,64 persen.

“Kalau ada pengamat bilang kontribusi manufaktur kita masih di bawah 30 persen, ternyata di dunia tidak ada yang diatas itu. Sekalipun Tiongkok masih 28,8 persen. Tapi tetap pernyataan itu jadikan motivasi untuk terus berkembang,” tambahnya.

Airlangga mengatakan, manufaktur menjadi salah satu sektor unggulan dalam mendorong percepatan pembangunan dan pemerataan ekonomi nasional. Ada tiga kunci sukses yang dinilai mampu mendorong industri manufaktur di Indonesia. Di antaranya modal atau investasi, teknologi dan sumber daya manusia.

“UMKM akan terus didorong, dengan pelatihan-pelatihan. Target dari 6.000 UMKM, mungkin bisa ditingkatkan menjadi 8.000 UMKM. Konkretnya adalah mereka menjual lewat e-commerce,” kata dia.

Sementara itu, Soekarwo Gubernur Jatim menambahkan bahwa insan pers punya peran dalam hal ini. Ia pun mengajak, agar pers bisa bersinergi dengan para pelaku UMKM maupun IKM.

Peran pers dalam sinergitas tersebut dinilai sangat penting dalam usaha ikut memberdayakan ekonomi kerakyatan. Tidak hanya sebagai pilar keempat demokrasi, tapi juga mampu membuat data dan analisa menjadi informasi sebagai sumber pendidikan.

“Pemerintah akan terus melakukan pendampingan bagi pelaku UMKM dan IKM. Baik untuk meningkatkan kualitas produk, rasa, dan packaging. Kami juga sudah melakukan kerjasama dengan Bukalapak untuk memasarkan produk-produk UMKM dan IKM,” kata dia.

Sekedar diketahui, seminar nasional ini digelar dalam rangkaian acara Hari Pers Nasional Jawa Timur 2019 yang menjadikan Kota Surabaya sebagai tuan rumah. Acara ini diikuti sekitar 500 peserta, yang terdiri dari para pelaku UMKM, stakeholder, dan Perindustrian Jatim. (ang/dwi/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
26o
Kurs