Jumat, 29 Maret 2024

Indopol: 24,4 Persen Masyarakat Jatim Mengaku Pendapatannya Turun Saat Pandemi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Penyampaian hasil survei Indopol tentang Persepsi Publik atas Penanganan Covid-19 di Jatim, di Surabaya, Senin (31/8/2020). Foto: Istimewa

Salah satu dampak tak terhindarkan dari Pandemi Covid-19 ini adalah dampak di bidang ekonomi. Masyarakat Jatim merasakan langsung penurunan aktivitas ekonomi akibat wabah virus SARS-CoV-2 ini.

Hasil survei Indopol ada sebanyak 57,1 persen masyarakat yang menganggap kondisi ekonomi keluarganya lebih buruk dibandingkan tahun lalu. Bahkan 10,8 persen lainnya bilang kondisi ekonomi jauh lebih buruk setelah pandemi.

“Mayoritas responden (65,9 persen) menyalahkan Covid-19. Mereka yang pendapatannya di bawah Rp2 juta yang paling terdampak. Terburuk di Probolinggo, Kota Mojokerto, Banyuwangi, Blitar, dan Surabaya,” kata Ratno Sulistiyanto Direktur Eksekutif Indopol.

Survei dampak ekonomi itu adalah bagian dari Survei Persepsi Publik atas Penanganan Covid-19 Di Jatim: Evaluasi Kinerja, Implikasi Ekonomi, dan Politik yang dilakukan Indopol sejak 23 sampai 28 Juli 2020.

Sebanyak 1.000 responden laki-laki maupun perempuan dengan berbagai profesi berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah berpartisipasi dalam survei ini. Responden ditentukan secara random sistematis.

Survei yang dilakukan oleh Indopol ini menerapkan metode stratified random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,2 persen dan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (slovin).

Meskipun mayoritas responden menyatakan penurunan aktivitas ekonomi, hanya 24,4 persen responden yang menyatakan pendapatannya turun setelah terjadinya wabah Covid-19. Sebanyak 69,8 persen lainnya mengaku pendapatannya tetap.

“Ini menujukkan bahwa Covid-19 sesungguhnya bukanlah satu-satunya penyebab turunnya ekonomi keluarga,” ujar Ratno.

Mewakili masyarakat di Jatim, kata Ratno, hanya 10,40 persen responden yang mengaku kehilangan pekerjaan selama pandemi. Lalu 7,2 persen mengaku dirumahkan, dan 37,3 persen mengaku pekerjaannya berkurang selama wabah.

“PHK, dirumahkan, dan berkurangnya pekerjaan paling parah dialami mereka yang berpendapatan kurang dari Rp3 juta per bulan. Kondisi PHK terburuk dialami di Kabupaten Malang, Sampang, Kota Malang, Kota Madiun, dan Sumenep,” ujarnya.

Adapun kondisi pekerja dirumahkan terburuk dialami responden di Situbondo, Pacitan, Kota Kediri, Kota Pasuruan, Gresik, Lamongan, dan Tuban.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs