Jumat, 29 Maret 2024

Tiga Dosen Unesa Lakukan Alih Teknologi pada Produsen Tahu

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Guna mendukung para produsen tahu, Tim Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melakukan alih teknologi kepada para produsen tahu di Magetan. Foto: Humas Unesa

Jawa Timur selain sebagai salah satu wilayah dengan konsumsi tahu yang tinggi, juga memiliki banyak pabrik tahu yang tersebar di berbagai daerah, salah satunya di Magetan. Guna mendukung para produsen tahu, baru-baru ini Tim Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melakukan alih teknologi kepada para produsen tahu di Magetan.

Alih teknologi tersebut merupakan inisiasi Dr. Warju, M.Pd bersama anggotanya yang terdiri dari Dwiarko Nugrohoseno, S.Psi., M.M dan Lutfi Saksono, S.Pd., M.Pd. Pengabdian kepada masyarakat tersebut kemudian diusulkan sebagai Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dan mendapat pendanaan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Tahun Anggaran 2021.

Warju mengatakan bahwa PKM tersebut merupakan upaya alih teknologi berupa rancang bangun mesin penggiling kedelai menjadi bubur tahu, melakukan pelatihan pembukuan usaha serta rancang bangun kemasan produk tahu. “Tidak hanya dalam bentuk pelatihan, tetapi kami juga beri pendampingan yang berkelanjutan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (22/9/2021).

Alih teknologi tersebut melibatkan salah satu mitra di Magetan, yakni Tahu Magetan Juan Berkah yang berlokasi di Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Dikatakan Warju, produsen tahu masih banyak yang mempertahankan pola produksi yang masih sangat tradisional, sehingga berpengaruh pada kapasitas, higienitas, hingga produktivitas produksi. Selain itu, juga pengemasan cenderung
seadanya dan kurang menarik.

Desain Teknologi tepat guna (TTG) mesin penggiling untuk peningkatan kapasitas dan higienitas produksi tahu. Foto: Humas Unesa

Sementara di sisi lain, permintaan komoditas tahu di tengah masyarakat cukup tinggi dan persaingan antar produsen pun kompetitif. Karena itulah, mereka berupaya untuk membantu produsen tahu dalam bentuk alih teknologi guna meningkatkan produktivitas produsen tahu di Magetan.

“Proses jadi tahu itu kan cukup banyak, kalau masih tradisional kan jadinya lama, makanya kita upayakan adanya alih teknologi biar proses produksi makin efektif, efisien dan produktivitasnya pun meningkat,” tuturnya.

Adapun upaya yang mereka lakukan yaitu, (1) rancang bangun, pelatihan, dan pendampingan teknologi tepat guna (TTG) mesin penggiling untuk peningkatan kapasitas dan higienitas produksi tahu, (2) melakukan pelatihan dan pendampingan penyusunan laporan keuangan sederhana, dan (3) melakukan rancang bangun kemasan produk tahu untuk peningkatan daya saing dan mempertahankan keawetan
produk tahu pada saat pengiriman ke konsumen.

Menurutnya, industri kecil harus terus didorong lewat kerja sama dan peran penting para stakeholder. Sebab, industri kecil merupakan bagian dari tulang punggung perekonomian masyarakat. Pemerintah dan perguruan tinggi harus berkolaborasi untuk perkembangan pelaku industri kecil. “Kalau industri kecil maju dan berkembang, suplay komoditas tahu bisa memenuhi kebutuhan, dan lapangan pekerjaan pun
terus bertambah,” ujarnya.

Intervensi dalam bentuk alih teknologi tersebut harus dilakukan akademisi Unesa sebagai bentuk pengabdian dan wujud kontribusinya untuk masyarakat. Perguruan tinggi memiliki peran strategis di dalam mendukung pengembangan industri kecil melalui penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.

“Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan, dan kolaborasi perguruan tinggi, dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci kemajuan perekonomian Indonesia,” pungkasnya. (tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
30o
Kurs