Sabtu, 20 April 2024

Dolar Menguat, Yuan Merosot Tertekan Sentimen Kerusuhan Pembatasan Covid-19 di China

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Mata uang dolar AS dan yuan China. Foto: Shutterstock

Dolar menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada awal perdagangan Senin (28/11/2022), karena protes terhadap pembatasan Covid-19 di China memicu ketidakpastian dan merusak sentimen.

Hal itu juga membuat yuan merosot dan mendorong investor yang gelisah menuju mata uang safe-haven greenback atau mata uang yang nilainya tetap bertahan meski terjadi gejolak di pasar perdagangan.

Melansir Antara, diketahui ratusan demonstran di Sanghai, China memprotes kebijakan pembatasan Covid-19 pada Minggu (27/11/2022) malam hingga mengakibatkan bentrok dengan kepolisian setempat.

Terhadap yuan di pasar luar negeri, dolar naik 0,76 persen pada awal perdagangan Asia menjadi 7,2456.

Aussie, yang sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan, turun 0,61 persen menjadi 0,6714 dolar AS sedangkan kiwi merosot 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 0,6216.

“Itu adalah lapisan kekhawatiran baru di China yang perlu diawasi dengan ketat,” kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang di National Australia Bank (NAB), tentang protes tersebut.

“Pastinya di awal minggu, itu akan mengatur nada. Dan saya kira apa yang akan menjadi fokus tidak hanya pengenaan pembatasan yang mungkin diberlakukan China, tetapi juga tingkat penularannya. ”

Dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi China yang melambat – yang telah kesulitan di bawah pembatasan Covid-19 yang ketat, bank sentral negara itu mengatakan pada Jumat (27/11/2022) akan memangkas rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk bank sebesar 25 basis poin (bps), efektif mulai 5 Desember 2022.

“Jika pemotongan RRR adalah satu-satunya alat kebijakan moneter yang akan diterapkan PBoC (bank sentral China), itu mungkin tidak mengarah pada peningkatan pinjaman bank yang signifikan,” kata Iris Pang, kepala ekonom China Raya di ING.

“Perusahaan-perusahaan saat ini menghadapi penjualan ritel yang lebih lemah dari jumlah kasus Covid-19 yang lebih tinggi dan penurunan harga rumah dari proyek rumah yang belum selesai.”

Di tempat lain, euro turun 0,25 persen menjadi 1,0377 dolar, sementara sterling turun 0,24 persen pada 1,2060 dolar.

Yen Jepang sediki melemah 0,1 persen menjadi 139,27 per dolar.

Perkembangan terbaru di China telah menghentikan penurunan dolar AS, yang telah melemah selama beberapa minggu terakhir di tengah harapan bahwa Federal Reserve akan segera memperlambat laju kenaikan suku bunganya – sebuah pandangan yang didukung oleh risalah pertemuan November Fed dirilis minggu lalu.(ant/gat/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
32o
Kurs