Kamis, 2 Mei 2024

e-Peken Surabaya Catatkan Transaksi Rp35 Miliar, Pembelinya Didominasi ASN

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Fauzie Mustaqiem Yos Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya saat konferensi pers Spontanz Festival in Collaboration with Batik Surabaya, Senin (14/11/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencatat transaksi ekonomi di situs belanja online e-Peken (Pemberdayaan lan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo) selama Juli 2021 sampai 26 Desember 2022 sebesar Rp35.471.640.152.

Meski sejak 1 April 2022, e-Peken Surabaya telah dibuka untuk umum dan bisa diakses lewat laman peken.surabaya.go.id, Fauzie Mustaqiem Yos Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya menyebut transaksi paling banyak masih didominasi ASN.

“Sebagian besar masih dilakukan ASN untuk transaksi di e-Peken,” kata Yos, sapaan akrabnya saat dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (27/12/2022).

Yos berkomitmen untuk menggencarkan sosialisasi agar lebih banyak masyarakat yang bertransaksi melalui aplikasi itu.

Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga menyebut produk dan harga yang ditawarkan oleh penjual yang rata-rata berasal dari UMKM Surabaya di e-Peken mampu bersaing.

“Memang yang harus kita lakukan adalah sosialisasi ke masyarakat secara umum. Ini loh UMKM Surabaya punya e-Peken, iki loh barang-barangnya juga bagus, kualitas terjaga, dan harganya juga bersaing. Itu nanti yang akan terus kita dorong dan kita sosialisasikan kepada masyarakat umum agar bisa masuk ke e-Peken. Artinya untuk (masuk) sebagai buyer (pembeli),” ungkapnya.

Total ada 4.034 jenis usaha yang bergabung di e-Peken Surabaya, terdiri dari 999 toko kelontong, 2.835 UMKM, dan 200 SWK (Sentra Wisata Kuliner).

Dinkopdag Kota Surabaya juga menjalin kerja sama dengan berbagai e-Commerce seperti TokoPedia dan Gojek. Kini Dinkopdag juga sedang berkoordinasi dengan Grab dan Shopee untuk pengiriman barang ke konsumen.

“Nantinya ada teman-teman dari pihak jasa pengiriman yang akan ikut masuk, seperti dari JNE. Selanjutnya, saya kemarin baru ketemu dengan teman-teman dari Kantor Pos (PT. Pos Indonesia). Kan nanti pilihan ada di buyer, memilih Gojek, JNE, atau Kantor Pos,” terangnya.

Yos melanjutkan, masyarakat juga bisa memberi rating atau nilai kualitas produk dari jenis usaha dalam e-Peken Surabaya.

“Kalau memang produknya bagus kasih bintang berapa, kalau pengiriman jelek kasih bintang berapa. Nah itu nanti bisa kita lihat untuk evaluasinya, dari situ nanti masyarakat bisa mengerti, oh UMKM itu bagus kualitasnya dan pengirimannya. Jadi mereka (pelaku usaha) ada keberlanjutan,” jelasnya.

Evaluasi juga dilakukan berkala yakni mulai kurasi UMKM, toko kelontong, hingga SWK sebelum masuk di e-Peken Surabaya. Monitoring yang dilakukan tidak hanya pada proses kurasi atau pengecekan awal saja, melainkan melakukan pendampingan dan evaluasi secara rutin setiap 3 bulan.

“Iya (evaluasi dan pendampingan) kami melakukan terus, karena Pak Wali (Eri Cahyadi) juga meminta ada keberlanjutan. Bukan pada saat awal mendapat NIB (Nomor Induk Berusaha) lalu masuk e-Peken itu, tidak. Karena dari aplikasi e-Peken itu bisa melihat omzet per UMKM, oh ternyata naik, oh UMKM sebelahnya turun, ini apa penyebabnya? Saat omzet turun itulah kita dampingi (lebih intens) mereka,” ujarnya.

Yos mengaku optimis dengan capaian transaksi ekonomi e-Peken Surabaya di tahun 2023 mendatang. Belajar dari pandemi Covid-19 tahun 2020 – 2021 lalu, para pelaku usaha online bisa tetap bertahan.(lta/rum/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
30o
Kurs