Minggu, 5 Mei 2024

Ekspansi Smelter Gresik Bakal Mampu Mengolah 3,3 Juta Ton Konsentrat Tembaga

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam acara groundbreaking proyek perluasan PT Smelting di Gresik, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (19/02/2022). Foto: Kemenko Perekonomian

Perluasan kilang (refinery/smelter) tembaga milik PT Smelting sebagai kilang tembaga pertama di Indonesia, akan menjadikan Kabupaten Gresik sebagai sentra hilirisasi yang mampu mengolah 3,3 juta ton konsentrat tembaga.

“Dengan ekspansi di pabrik refinery mineral pertama di Indonesia ini, ada 3,3 juta ton konsentrat yang nantinya akan diolah, sehingga Gresik menjadi sentra dari hilirisasi tembaga,” kata Airlangga Hartarto Menko Perekonomian, Sabtu (19/2/2022).

Airlangga yang hadir di acara groundbreaking proyek perluasan PT Smelting mengatakan, ke depan, renewable energi, electric vehicle, dan solar panel, semua membutuhkan tembaga.

“Oleh karena itu, hilirisasi produk turunannya perlu untuk terus didorong, terutama untuk kebutuhan memproduksi produk elektronik,” ujarnya sebagaimana dikutip Antara.

Kebijakan Pemerintah dalam hilirisasi produk mineral dan batubara (minerba), kata Menko Perekonomian, terutama bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah.

Selain itu, juga diharapkan menjadi sumber penerimaan negara serta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor, termasuk menghasilkan bahan baku energi bersih.

Keberadaan proyek ekspansi PT Smelting sebagai industri pionir pengembangan hilirisasi produk minerba diharapkan oleh Airlangga bisa turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Termasuk secara spasial, akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Saat ini Indonesia punya cadangan bijih tembaga 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta ton per tahun yang diperkirakan akan habis dalam 30 tahun bila tidak ada cadangan baru.

Oleh karena itu, kata Airlangga, peningkatan nilai tambah bijih tembaga sangat diperlukan, baik dengan pembangunan pabrik baru atau ekspansi pabrik yang ada untuk ekstraksi tembaga.

Airlangga menyampaikan, dengan kapasitas pengolahan konsentrat PT Smelting, tingkat produk direncanakan meningkat 1,3 juta ton dan kapasitas produksi katoda tembaga juga meningkat menjadi 342.000 ton per tahun.

Proyek ekspansi PT Smelting yang keempat sejak 1999 itu diperkirakan juga akan menambah pabrik asam sulfat baru, menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter, serta menambah jumlah sel elektrolisa di refinery.

Peningkatan kapasitas dalam ekspansi itu membutuhkan capital expenditure (capex/belanja modal) sebesar 231 juta Dolar AS dan direncanakan akan tuntas pada September 2023 mendatang.

Ekspansi PT Smelting akan memenuhi kebutuhan produk dalam negeri seperti katoda tembaga untuk industri kawat/kabel (wire), batangan tembaga (rod bar), industri kimia, serta produk samping asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk.

Selain itu, ekspansi itu juga untuk memenuhi kebutuhan copper slag dan gipsum sebagai bahan baku semen, serta ekspor katoda tembaga dan tembaga telurida oleh PT Smelting.

“Kekuatan industri copper di Indonesia akan terus ditingkatkan dan klaster yang ada di Gresik tentunya perlu terus didorong, sehingga Pak Bupati Gresik ini bisa juga menjadi Bupati Tembaga,” kata Airlangga.(ant/tin/den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
29o
Kurs