Rabu, 24 April 2024

Pengeluaran Masyarakat Jatim Tahun 2021 Lebih Besar untuk Membeli Makanan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Pengunjung 100 Mart Fresh Market di Suara Surabaya Centre sedang memilih sayuran segar. Foto: Dokumen suarasurabaya.net

Dalam survei Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tentang Pengeluaran untuk Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2021, pola pengeluaran masyarakat Jatim kembali mengalami pergeseran dibandingkan periode sebelumnya.

Jika periode sebelumnya pengeluaran untuk non makanan lebih besar daripada makanan, maka di tahun 2021 pengeluaran makanan jadi lebih besar ketimbang non makanan. Selama pandemi rata-rata masyarakat lebih mementingkan kebutuhan pangan dari pada non pangan. Pengeluaran makanan perkapita sebulan mengalami peningkatan menjadi 50,12 persen, ada peningkatan sebesar 1 poin apabila dibandingkan dengan periode tahun lalu yang sebesar 49,00 persen.

“Adanya pandemi menyebabkan masyarakat lebih memilih membeli bahan makanan dibandingkan dengan membeli makanan jadi,” ujar Dadang Hardiwan Kepala BPS Jatim.

Kondisi tersebut terlihat pada persentase pengeluaran perkapita sebulan bahan makanan yang meningkat dari 25 persen menjadi 28 persen pada periode 2021, sedangkan pengeluaran perkapita untuk makanan dan minuman jadi mengalami penurunan dari 17 persen menjadi 16 persen.  Untuk pengeluaran non makanan yang semula sebesar 51,00 persen turun menjadi 49,88 persen.

Kemudian secara kuantitas pengeluaran perkapita masyarakat Jatim selama sebulan di 2021 sebesar 1.113.002 rupiah, di wilayah perkotaan 1.297.046 rupiah dan di perdesaan 890.467 rupiah.

Pengeluaran ini terbagi dengan rincian untuk pembelian makanan sebesar 557.791 rupiah, yang terbagi atas pengeluaran untuk bahan makanan sebesar 312.508 rupiah, makanan dan minuman jadi sebesar 178.724 rupiah dan rokok sebesar 66.414 rupiah. Sedangkan pengeluaran untuk non makanan selama sebulan dan dilihat perkapita dalam rumah tangga, mengeluarkan sebesar 555.211 rupiah.

BPS juga mengelompokkan enam teratas pengeluaran rumah tangga menurut kelompok makanan yaitu sayuran Rp48.682, rokok dan tembakau Rp66.560, mamin jadi Rp178.724, padi-padian Rp63.672, ikan Rp36.746, daging Rp26.567.

Lalu enam pengeluaran rumah tangga menurut kelompok non makanan yaitu barang tahan lama Rp60.527, perumahan dan fasilitas ruta Rp271.577, pakaian alas kaki dan tutup kepala Rp25.734, keperluan pesta dan upacara/kenduri Rp12.988, aneka barang dan jasa Rp140.942, pajak, pungutan dan asuransi Rp43.443.

“Apabila dilihat secara wilayah, pengeluaran perkapita sebulan untuk membeli makanan masyarakat di desa lebih banyak dibandingkan dengan yang berada di kota. Masyarakat desa membelanjakan uangnya untuk membeli makanan sebesar 56,17 persen sedangkan di kota sebesar 46,68 persen. Tetapi untuk pengeluaran non makanan perkapita sebulan, masyarakat di desa masih lebih sedikit dibandingkan dengan masyarakat kota, di desa pengeluaran non makanan sebesar 43,83 persen dan di kota sebesar 53,32 persen,” mengutip BPS, Rabu (31/8/2022).

Jika dilihat pengeluaran perkapita sebulan menurut kabupaten/kota, hampir seluruhnya memiliki pola yang sama dengan angka Jawa Timur. Menariknya ada beberapa wilayah yang memiliki pola yang berbeda, seperti di Kabupaten Ponorogo, Banyuwangi, Sidoarjo dan seluruh kota di Jawa Timur. Masyarakat di kabupaten tersebut memiliki pola pengeluaran non makanan yang lebih besar dibandingkan pengeluaran makanannya.

Kabupaten dengan pengeluaran perkapita sebulan tertinggi adalah Kota Surabaya dengan nilai 1.952.590 rupiah diikuti Kota Malang dan Kabupaten Sidoarjo masing-masing dengan nilai 1.766.014 rupiah dan 1.702.975 rupiah.

Kabupaten dengan pengeluaran perkapita sebulan terendah adalah Kabupaten Sampang (663.069 rupiah), Kabupaten Pamekasan (678.583 rupiah) dan Kabupaten Pacitan (689.363 rupiah).(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs