Sabtu, 27 April 2024

Terinspirasi Tulisan Reporter SS Media, Buku Ini Jadi Fenomenal

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Johan Yan (berkaus merah) dengan buku karyanya didampingi Prof. Drs Samin Prihatin, dan Prof. Dr Haryono Hadiningrat. Foto: Totok suarasurabaya.net.

Perjalanan panjang membuat Johan Yan, Prof. Drs Samin Prihatin, dan Prof. Dr Haryono Hadiningrat berhasil menuangkan penelitiannya dalam sebuah buku berjudul “Maha Nandi dalam Perspektif Arkeometalogi dan Teknologi Nuklir.” {tooltip71}

Buku ini cukup fenomenal karena membahas metode sederhana untuk mengidentifikasi benda cagar budaya dengan pemanfaatan radiasi nuklir. Metode ini adalah yang pertama kali dilakukan di dunia.

Johan Yan satu diantara penulis menyatakan, ide di balik pembuatan buku ini adalah tulisan karya jurnalistik dari Fatkhurohman Taufik reporter suarasurabaya.net Suara Surabaya (SS) Media yang berjudul “Risiko Maut Para Penyelamat Benda Purbakala”. Karya jurnalistik ini telah dimuat di website suarasurabaya.net pada 13 September 2013 lalu.
{tooltip72}

Kata Johan Yan, hasil karya jurnalistik ini sangat berani karena penulis mengungkap pembunuhan dua arkeolog yang tidak wajar dan pengungkapan itu diceritakan secara lugas oleh penulis.

“Tulisan itu tahun 2013 lalu tapi kejadiannya tahun 2008 dan sempat hilang dimakan angin yang tidak jelas. Tiba-tiba SS mengangkatnya kembali dan ini yang menginspirasi kami untuk melanjutkan penelitian sampai tuntas dalam artian betul-betul sampai terbukukan,” kata Johan pada suarasurabaya.net saat berkunjung ke Radio Suara Surabaya dan didampingi langsung oleh Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media.

Proses pembuatan buku yang diluncurkan tepat memperingati Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan ini memakan waktu kurang lebih 5 tahun dan tentunya tidaklah mudah. Proses yang cukup panjang untuk melakukan pengujian terutama pengumpulan data.

“Bahkan harus membandingkan data yang kita punya sampai ke India utara dan selatan juga ada penemuan di Vietnam. Dan semuanya harus dikaji ulang,” ujar dia.

Johan menjelaskan, arkeometalogi itu bukan ilmu yang sederhana. Ilmu itu sangat rumit bahkan bisa bersinggungan dengan disiplin ilmu lain karena yang ditekankan benar-benar metalogi atau logam purbakalanya.

Nantinya, kata Johan, sebanyak 5 ribu buku bertajuk “Maha Nandi dalam Perspektif Arkeometalurgi dan Teknologi Nuklir” ini akan didistribusikan secara gratis. Dengan menyasar mahasiswa, instansi dan kementrian terkait.

“Kami berharap dari para pembaca agar mereka lebih mengerti dan memahami meskipun tulisannya bisa dikatakan berat tapi kami berusaha menulisnya dengan sederhana. Agar masyarakat menjadi mengerti dan ada wawasan ternyata mengidentifikasi benda purbakala tidak hanya dari aspek seni atau pengujian destruktif,” katanya. (dwi/ipg)

Teks foto:
-Johan Yan bersama dua profesor dan Errol Jonathans
Foto: Totok suarasurabaya.net

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
30o
Kurs