Minggu, 28 April 2024

Sumini, Meninggal Terseret Lahar Hujan Kelud

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Seorang warga bernama Sumini (17) asal Dukuh Damarwulan, Desa Laharpang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia setelah terbawa arus deras lahar hujan di kantong lahar Gunung Kelud desa setempat.

“Korban saat itu hendak pulang sekolah ke rumah dan menyeberang sungai. Secara tiba-tiba air bercampur sisa material gunung Kelud turun, sehingga korban terseret arus,” kata AKP Budi Nurtjahjo di Kediri Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri, Rabu (16/4/2014) petang seperti dilaporkan Antara.

Ia mengatakan saat korban hendak menyeberang cuaca memang sebelumnya turun hujan yang cukup lebat sekitar satu jam. Pelajar asal Dusun Laharpang, Desa Puncu/Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri itu tidak mengetahui jika ada air bercampur sisa material datang begitu saat ia menyeberang sungai sebagai penampung aliran lahar tersebut.

Korban diketahui warga terseret dan berusaha ditolong. Ia berhasil dibawa ke tepi sungai dan saat itu diperiksa masih ada detak nadi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pelem, Kabupaten Kediri, tapi ternyata sudah meninggal dunia.

Polisi, kata dia, langsung melakukan olah tempat kejadian perkara sekaligus meminta keterangan sejumlah rekan dan keluarga korban. Sementara itu, jenazahnya sampai saat ini masih dirawat di RSUD Pelem, Pare, Kabupaten Kediri untuk keperluan visum.

Polisi sebenarnya sudah meminta agar warga menjauh dari aliran lahar, terlebih lagi saat penghujan sebab air bisa datang sewaktu-waktu. Bahkan air bisa membawa material vulkanik berupa pasir ataupun debu yang membahayakan nyawa warga.

Peringatan bahaya aliran lahar saat hujan juga pernah diungkapkan oleh Letkol Infanteri Heriyadi mantan Ketua Satlak Penanggulangan Bencana Gunung Kelud. Ia mengatakan, memang sepanjang jalur lahar berbahaya jika didekati sebab bisa terseret arus. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tidak mendekati jalur lahar.

“Dalam situasi seperti ini, kami berusaha optimalkan agar lahar bisa mengalir maksimal. Namun yang lebih diutamakan, kami imbau masyarakat agar menghindari tempat ini,” katanya.

Kecamatan Puncu sendiri merupakan daerah di kaki Gunung Kelud, yang jaraknya tidak sampai 10 kilometer dari kawasan Gunung Kelud. Terlebih lagi, Gunung Kelud sebelumnya telah erupsi, pada Kamis (13/2/2014) mengeluarkan material vulkanik berupa batu, pasir dan debu.

Proyek Gunung Kelud mempunyai 11 jalur lahar mengantisipasi lahar dari erupsi Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, yang terbagi dua daerah yaitu Kabupaten Kediri dan Blitar.

Jalur lahar di Kabupaten Kediri antara lain kantong lahar I Kali Konto di Desa Badas, Kecamatan Pare, kantong lahar II Kali Konto di Desa Pare Lor, Kecamatan Kunjang.

Kantong lahar I Kali Serinjing di Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, kantong lahar II Kali Serinjing di Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu. Kantong lahar Kali Ngobo Desa Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, kantong lahar Kali Sukorejo di Desa Jarak, Kecamatan Plosoklaten.

Sementara itu, di Kabupaten Blitar kantong laharnya antara lain di Kali Badak, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, kantong lahar II Kali Badak, di Desa Jagoan, Kecamatan Ponggok.

Kantong lahar I Kali Putih Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, dan kantong lahar II Kali Putih di Desa Menjangankalung, Kecamatan Garum dan terakhir adalah Kantong Lahar Kali Semut, Desa Soso, Kecamatan Gandusari.

Berdasarkan pengalaman, Gunung Kelud sudah meletus sampai 25 kali terhitung sejak 1000 sampai 2007. Letusan itu menyebabkan korban jiwa yang jumlahnya mencapai ribuan jiwa, serta korban materiil serta ternak.

Gunung Kelud erupsi terakhir pada Kamis (13/2/2014) mengakibatkan ribuan rumah warga rusak, ribuan hektare lahan pertanian juga rusak dan di berbagai bidang lainnya. Dampak erupsi itu terparah melanda tiga daerah yaitu di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang. (ant/dwi/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
29o
Kurs