Kamis, 2 Mei 2024

Fisik Prima Dibutuhkan Pewarta Foto dalam Aktivitas Fotografi

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Peserta diklat dikdas UKM Ciphoc Unitomo Surabaya. Foto: Totok suarasurabaya.net

Tidak seperti hari-hari biasa, kawasan rerumputan dan pepohonan sekitar kampus Universitas dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, Jumat (16/1/2015) diwarnai dengan sorak serta keriuhan suara para mahasiswa.

Beberapa mahasiswa dengan membawa ransel di pundaknya, serta kamera di tangannya, merayap diatas rerumputan, yang diberi sejumlah tali menyerupai petak-petak tak ubahnya sarana latihan yang biasa digunakan tentara menggembleng diri.

Lalu berhenti, kemudian mengarahkan kameranya pada obyek-obyek yang sudah ditentukan. Kegiatan yang menyerupai aktivitas tentara di medan latihan itu adalah bagian dari diklat (pendidikan latihan) dan pendidikan dasar (dikdas) fotografi bagi mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Communication Photography Club (UKM Ciphoc) Unitomo Surabaya.

“Ketangguhan fisik adalah bagian penting dalam aktivitas frotografi. Karena peralatan canggih saja tidak menjanjikan hasil maksimal jika tidak didukung fisik prima. Pewarta foto sering dihadapkan pada sikon yang tidak menentu. Tetapi tetap harus mampu menghasilkan karya yang dibutuhkan masyarakat luas,” terang Habibur Rohman pewarta foto Harian Surya yang jadi satu di antara instruktur diklat.

Dengan ransel yang cukup berat, karena sebuah kamera lengkap dengan lensanya bisa melebihi 5kg beratnya, seorang pewarta foto kadang harus menempuh perjalanan berat untuk menuju lokasi yang ditentukan. Atau harus tetap bertahan dalam beberapa hari dengan peralatan berat tersebut, termasuk laptop didalam ransel, berada ditengah situasi bencana. “Kalau fisik lemah, tangan tremor, dan foto jadi shake. Harus dihindari,” tegas Habibur.

Senada dengan itu, Ali Masduki pewarta foto Koran Sindo, menegaskan bahwa ketangguhan fisik selayaknya memang dimiliki para pewarta foto disetiap medan. “Supaya masyarakat yang menunggu-nunggu foto-foto dari para pewarta foto ini terpuaskan dan menerima informasi yang layak. Ini tanggungjawab yang berat bagi pewarta foto,” papar Ali Masduki saat ditemui suarasurabaya.net, Jumat (16/1/2015).

Ali Masduki dan Habibur Rohman keduanya anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya yang memang sudah malang melintang diberbagai situasi dan kondisi ketika mereka harus bertugas untuk menghasilkan karya-karya bagi masing-masing medianya. Keduanya menjadi instruktur serta mentor pada pelatihan rutin UKM Ciphoc Unitomo 2015.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
31o
Kurs