Jumat, 29 Maret 2024

Membangun Indonesia Berbasis Nilai-nilai Agama

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Seminar "Membangun Indonesia berbasis nilai-nilai agama dalam berbagai bidang" yang digelar Universitas Airlangga, Kamis (19/11/2015). Foto: Forta Unair via Redaksi

Syaifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur, atau Gus Ipul berharap dosen pengajar agama Islam bisa menanamkan kepada mahasiswa akan nilai ke-Indonesian. Pesan ini disampaikan Gus Ipul dalam seminar “Membangun Indonesia berbasis nilai-nilai agama dalam berbagai bidang” yang digelar Universitas Airlangga, Kamis (19/11/2015).

“Negara ini lahir hakikatnya berdasarkan nilai agama. Dosen Pendidikan Agama Islam punya peran strategis dalam menyalurkan ilmu-ilmu tersebut, dosen-dosen agama Islam harus bisa menjelaskan dengan baik bagaimana proses pendidikan dan pengajaran yang telah berlangsung di kampus-kampus,” kata Gus Ipul.

Sementara itu Nur Syam Sekjen Kemenag RI menilai dinamika konfliktual yang terjadi di Indonesia sesungguhnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari keberadaan masyarakat majemuk yang memiliki perbedaan dalam banyak hal, dan masing-masing memiliki egoisme yang tidak mudah untuk diperdamaikan.

Mereka sama-sama beranggapan bahwa pandangannya saja yang benar dan sementara pandangan yang lain salah.

“Jadikan agama sebagai pendorong untuk pembangunan bangsa. Ajaran agama yang luhur harus digunakan untuk mendorong pembangunan bangsa yang sedang berlangsung. Agama sebagai basis etika mengajarkan tentang bagaimana membangun suatu bangsa untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan,” tutur Nur Syam.

Sementara itu, Prof. Mochammad Amin Alamsyah Wakil Rektor III Unair memberikan materi mengenai mewujudkan kesejahteraan masyarakat berlandaskan nilai-nilai agama serta potensi sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia.

“Kemajuan Islam tidak terlepas dari peran serta ilmuwan Islam, termasuk para ekonom muslim. Peran para ilmuwan muslim tersebut terinspirasi oleh pesan wahyu Al Quran untuk pendayagunaan akal. Inilah mutiara yang hilang dewasa ini dan sebagai akibatnya dunia Islam tertinggal dan kehilangan daya saing. Motivasi keilmuwan lebih banyak diisi oleh keinginan memiliki materi sebanyak mungkin. Logika masyarakat sekarang tentang kesejahteraan terkontruksi dengan pemikiran materialisme,” terang Prof. Amin. (rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs