Sabtu, 18 Mei 2024

Ini Penyebab Industri Kreatif Surabaya Sulit Muncul ke Permukaan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Salah satu peserta Popcon 2016 memamerkan action figure di Gedung eks Siola, Sabtu (4/6/2016). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Thomas Hanandry Ketua Dewan Kreatif Surabaya (DKRS) mengatakan, sebenarnya potensi kreator-kreator asal Surabaya cukup banyak dan tidak kalah dengan di Jakarta.

Hal itu terbukti, dalam pelaksanaan Popular Cultural Convention (Popcon) 2015 di Jakarta. Menurutnya, hampir 30 hingga 40 persen peserta saat itu berasal dari Surabaya.

“Saya kebetulan ikut Popcon di Jakarta. Bu Risma saat itu juga ke sana, dan beliau kaget, ternyata sebagian besar berasal dari Surabaya,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, di Siola, Sabtu (4/6/2016).

Thomas mengakui, kreator asal Surabaya memang sulit muncul ke permukaan, karena adanya beberapa faktor. Pertama, karena minder.

“Kalau saya sendiri, dulu, untuk memunculkan karya itu minder dengan kreator dari Jakarta. Di sana banyak, dan pede pede (percaya diri,red),” katanya.

Dia mencontohkan, warga Surabaya produsen cat stereofoam yang mengenalkan produknya sebagai buatan China. Faktor ini membuat para kreator dalam industri kreatif di Surabaya tidak bisa muncul di permukaan.

Selain itu, masyarakat Surabaya juga masih belum terbiasa dengan karya-karya seni maupun ilustrasi sebagai bagian dari industri kreatif buatan arek-arek Surabaya.

Thomas punya pengalaman, ketika menjual karya postcard-nya di Jakarta, barang-barang karyanya itu terjual bak kacang goreng.

“Satu bendel postcard isi tiga saya jual seharga Rp60 ribu, mereka beli tanpa menawar. Kalau di Surabaya, jual satu saja sudah syukur Alhamdulillah,” katanya.

Karena itu, dia berharap ada ajang-ajang seperti Popcon yang digelar di Surabaya, dengan tujuan membiasakan masyarakat Surabaya dengan produk-produk kreatif buatan dalam negeri.

Hendra Eka Prasetya salah satu kreator komik dalam Komunitas Komik Bungkul Surabaya (KKBS) mengatakan, selama ini sulit melakukan kerjasama di jalur independen.

KKBS selama ini memang belum pernah mengikuti ajang ekshebisi seperti Popcon 2016. Mereka menjual karya-karya komik hanya melalui media sosial facebook.

“Pengennya ada kegiatan kumpul terus seperti ini. Karena kalau lewat indie (independen), belum ada jalurnya,” ujarnya.

Dengan adanya Popcon yang mempertemukan para kreator dari berbagai daerah, kerjasama menjadi lebih mungkin dilakukan. Tidak hanya bersaing, mereka bisa saling melengkapi dalam hal distribusi.

“Bisa titip komik ke temen-temen kreator malang, atau Jogja. Jadi jalurnya sudah ada tuh, Surabaya, Malang dan Jogja,” ujarnya.(den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
30o
Kurs