Minggu, 28 April 2024

Mengenang Chairil Anwar dan Idris Sardi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Taufik Ismail saat membacakan puisi karya Chairil Anwar, Kamis (28/4/2016). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Sekelompok seniman dan budayawan berkumpul mengadakan silaturahmi budaya sekaligus mengenang wafatnya Chairil Anwar dan Idris Sardi di Kampung Budaya Sunda, Paseban, Megamendung, Bogor Jawa Barat, Kamis (28/4/2016).

Hadir dalam acara ini budayawan, seniman, maupun penyanyi diantaranya Taufik Ismail, Fadli Zon, Fryda, Linda Djalil maupun Santi Sardi Putri dari Idris Sardi.

Fadli Zon, budayawan yang juga wakil ketua DPR RI mengatakan, Chairil Anwar meski umurnya pendek, tetapi karya-karyanya dikenang sepanjang masa.

“Meski umurnya pendek, tetapi karya-karya Chairil Anwar itu panjang, terbukti sampai hari ini kita masih mengenang sosok Chairil Anwar yang meninggal tahun 1949 lahir 26 Juli 1922,” ujar Fadli dalam pidato sambutannya, Kamis (28/4/2016).

Dia mengatakan, untuk sosok Idris Sardi merupakan komposer dan komponis yang sering memenangkan Piala Citra. Keahlian Idris Sardi sebagai maestro biola juga sering dipercaya untuk mengisi ilustrasi musik di film-film nasional.

“Satu lagi adalah sosok maestro biola, seorang komposer maupun komponis yang juga banyak memenangkan Piala citra yang hampir semua disabetnya. Kita mengenang dua sosok besar ini karena karya-karyanya. Ide acara ini baru 3 hari yang lalu. Marilah kita mengenang dan silaturahmi budaya,” kata dia.

Taufik Ismail Budayawan mengatakan, baik Chairil Anwar maupun Idris Sardi meninggal pada tanggal yang sama

“Kita tadi telah bersama-sama mendoakan Chairil Anwar dan Idris Sardi. Kedua-duanya wafat pada tanggal yang sama yaitu 28 April, 67 tahun yang lalu dan dua tahun lalu,” ujar Taufik.

Dia mengaku kalau sejak SMP sudah membaca puisi-puisi Chairil Anwar tetapi tidak diberi kesempatan untuk bertemu. Pengaruh dari Chairil Anwar walaupun dia berpuisi dalam sastra Indonesia tidak sampai satu dekade, tetapi, itu besar sekali.

“Dia (Chairil Anwar) memberi energi kepada ekspresi bahasa Indonesia yang tidak dilakukan oleh sastrawan-sastrawan sebelumnya. Betul-betul dia yang memberi energi ekpresi puisi Indonesia. Dan pengaruhnya besar sekali,” kata dia.

“Kemudian Idris Sardi adalah seorang maestro musik yang juga menorehkan sejarah yang Hebat dalam sejarah musik Indonesia. Dia seorang pencipta lagu, seorang performer, kemudian di tahun-tahun terakhirnya bersahabat akrab sekali dengan Fadli Zon dan melakukan sejumlah kegiatan bersama,” ujar Taufik.

Taufik berharap, apa yang mereka sumbangkan pada kesenian Indonesia itu diridloi Allah dan diterima sebagai amal Sholeh, bukan saja menciptakan keindahan, tetapi juga memberi rasa keindahan serta mendekatkan kepada sang pencipta.

Sementara Santi Sardi mengucapkan terima kasih kepada Fadli Zon yang selalu ingat dengan ayahnya. Santi ingin karya-karya ayahnya bisa tersiar terus dan berguna untuk generasi yang akan datang.

” Bang Fadli selalu inget papa. Dan18 Desember merupakan kenangan terakhir. Intinya, saya seneng sekali, papa masih diingat. Santi hanya punya hutang bagaimana karya-karya papa bisa tersiar terus untuk generasi mendatang,” kata Santi Sardi.

Dalam acara Silaturahmi Budaya mengenang Chairil Anwar dan Idris Sardi ini ada pembacaan puisi karya Chairil Anwar yang dibacakan Taufik Ismail, musikalisasi puisi maupun melukis.(faz/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
26o
Kurs